Friday, January 16, 2015

naomi bocah indigo ramal pemerintahan jokowi

Sumber: Jokowi & Mark 'blusukan' - FB Jokowi



Ramalan anak indigo, Naomi Angelia tentang pemerintahan di masa Presiden Joko Widodo mendatang menarik untuk diulas, sebagaimana disampaikan Naomi dalam acara Bukan Empat Mata yang tayang 10 Oktober 2014.

Naomi Angelia sendiri sudah dua kali datang pada acara yang dipandu Tukul Arwana ini, yang pertama beberapa tahun lalu ketika masih bernama Empat Mata, pada waktu itu memprediksi bahwa Indonesia akan dipimpin oleh sosok yang sederhana & banyak kalangan menerka itu ada pada sosok Jokowi.

Dalam acara kali ini, Naomi si anak Indigo ini menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Jokowi yang akan datang dari segi bencana masih ada, dari segi politik *juga masih lumayan seru, dari segi keuangan - ekonomi *Indonesia lumayan seru, pokoknya kedepannya lebih spektakuler dari sekarang ini dan kita mesti siap-siap aja dan akan ada kejadian di bidang transportasi udara.

Dari segi bencana, Indonesia menjadi negara yang paling rawan bencana di dunia, berdasar pada data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Resiko Bencana ( UN - ISDR ). Tingginya resiko ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Di negeri ini ancaman tertinggi adalah bencana tsunami, tanah longsor, dan gunung api. Selain itu Indonesia juga menduduki peringkat ketiga untuk ancaman gempa dan enam untuk banjir.

Dengan posisi geografis yang terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia ; Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik, Indonesia punya tingkat kerawanan gempa yang tak bisa dielakkan. Apalagi wilayah Indonesia juga sebagian besar dikelilingi oleh deretan cincin api Pasifik ( ring of fire Pacifik ) sehingga rawan juga untuk bencana gunung meletus/vulcano.

Ditambah lagi bencana yang diakibatkan oleh manusia secara langsung maupun tidak langsung seperti banjir, tanah longsor dst. Akibat dari eksploitasi alam yang tidak terkendali dan hanya mengejar keuntungan ekonomi tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang diakibatkannya seolah makin memperparah keadaan ini, dapat ditarik kesimpulan masuk akal dari yang dinyatakan Naomi diatas. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha hidup harmoni dengan bencana, bersiasat memperkecil dampak serta punya pengetahuaan dasar menghadapi bencana yang sewaktu-waktu mengancam kita.
Dari segi politik lumayan seru juga kata Naomi, jika kita perhatikan proses politik pasca pilpres, penetapan UU MD3, UU Pilkada, pemilihan ketua DPR - MPR yang masih mencerminkan politik balas dendam dan sangat terasa aroma persaingan antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat di parlemen, hal ini rupanya akan terus berlanjut di masa pemerintahan Presiden Jokowi, meskipun pada saatnya nanti akan cair situasinya melihat kepentingan masing-masing partai anggota koalisi kedua-belah pihak, karena dalam politik tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan.
Apalagi akan ada hal yang spektakuler terjadi di Pemerintahan Jokowi, bukan hal yang tidak mungkin dengan pencapaian kinerja yang luar biasa dan kebijakkan yang diambil didukung dan pro rakyat serta situasi dan kondisi mendukung maka parpol dan koalisi bisa jadi akan bubar dengan sendirinya, karena ketakutan terbesar partai politik adalah ditinggalkan dan dihakimi rakyat pada masa Pemilu, dan ini adalah hukum alam & sudah terbukti pada beberapa kali Pemilu. Dari paparan singkat ini, cukup alasan jika politik Indonesia masih seru sesuai irama kepentingan.

Di bidang Ekonomi dan keuangan, keseruan dan naik turunnya akan sangat dipengaruhi fluktuasi nilai rupiah, indexs harga saham yang merupakan salah satu indikator dari bergairahnya ekonomi makro serta besaran investasi yang keluar-masuk, adapun pemicu keseruan itu bisa jadi adalah kenaikkan harga BBM yang saat ini sudah bisa diprediksi pasti akan naik dan dampak yang ditimbulkan mungkin bisa seru di parlemen/DPR *juga seru di rakyat, lagi-lagi masuk akal ini akan terjadi. Dalam dasa warsa terakhir rata-rata pertumbuhan RI mencapai 5,6 % yang secara riil masih terjadi ketimpangan yang besar antara yang kaya dan miskin ini adalah tantangan agar kedepan pertumbuhan ekonomi bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dan hal-hal yang spektakuler lain bisa juga terjadi, Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa, sumber daya alam/komoditas yang beragam dan melimpah, populasi generasi muda yang besar ( jelang bonus demografi 2025), negeri maritim terbesar dst. Ditambah tahun ini menurut Bank Dunia Indonesia sudah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia dengan share 2,3 *hal tersebut berdasar pada Gross Domestic Bruto ( GDP ) dan purchasing power *imparity ( tingkat daya beli ), bandingkan dengan tahun 2013 lalu Indonesia di peringkat 16 dunia. Sekarang tinggal yang nyetir negara tetap seperti masa lalu atau ingin maju karena segalanya sudah tersedia dan hanya butuh niat dan orang yang bener kelola negara, sedikit banyak itu ada pada sosok Jokowi.

Hal spektakuler yang terjadi mungkin sudah dimulai kemarin, Jokowi blusukan bersama Mark Zuckerberg sang CEO sekaligus founder jejaring sosial facebook, belum pelantikan 20 Oktober nanti direncanakan ribuan relawan akan menyambut pelantikan di Monas, juga beberapa kepala pemerintahan negara didunia meminta hadir. Dari info sekjen MPR-RI sudah 27 negara yang meminta hadir dalam acara pelantikan tersebut dan jumlah itu bisa bertambah.

Jadi banyak hal-hal yang spektakuler terjadi, jadi siap-siap saja kata Naomi mengulang kata-katanya..

Bukankan kita semua ingin sejahtera dan bangga bila negeri ini punya prestasi dan pencapaian disegala aspek yang diakui dunia dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat *?

Hanya seorang pecundang saja yang diam dan hanya bisa mencaci bila negeri pertiwi , rakyat Indonesia serta pemimpinnya bekerja untuk kemakmuran Indonesia..

Mengutip kata-kata Bung Karno & semoga ini bisa segera terwujud seperti apa kata Naomi diatas ;

" Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta *raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku cengingilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwo tinandur, murah kang sarwo tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan dalang dalang dari bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya-warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya. Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita sosialisme " ( Bung Karno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960 ).

Blog Archive