Friday, March 6, 2015

5 Fakta kelakuan pengemis yang bikin miris

5 Fakta kelakuan pengemis yang bikin miris

Pengemis dan gelandangan saat ini seakan sudah menjadi profesi yang marak digandrungi oleh banyak orang. Selain bisa dilakukan dengan cara yang mudah, mengemis juga mendatangkan banyak uang dalam yang singkat.

Tidak jarang pengemis dan gelandangan menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Bukan hanya karena bisa mengganggu kenyamanan umum, memberi uang kepada pengemis pun bisa menimbulkan rasa malas untuk mereka bekerja.

Banyak cerita miris yang terjadi dalam kehidupan pengemis. Ada yang kaya raya hingga menyewa bayi. Berikut ceritanya seperti dirangkum merdeka.com:

5 Fakta kelakuan pengemis yang bikin miris

1.
Pengemis punya rumah mewah dan dua istri


Merdeka.com - Maraknya keberadaan pengemis di Kota Sukabumi tidak lepas dari masyarakat yang masih iba dengan pengemis yang berpura-pura kesusahan padahal pendapatannya bisa melebihi gaji dari seorang PNS. Bahkan beberapa pengakuan pengemis ada yang berpenghasilan hingga Rp 300 ribu/hari.

"Kami harap masyarakat tidak ada rasa iba lagi kepada pengemis sebagai bentuk pembelajaran, karena mayoritas pengemis dan gelandangan masih berusia produktif bahkan lengkap dan sehat panca inderanya," tambah Deden.

Sementara, Kepala Seksi Penegakan Perda (Peraturan Daerah) dan Peraturan Kepala Daerah Satpol PP Kota Sukabumi, Sudarajat, mengatakan berdasarkan pengakuan para pengemis, penghasilan dalam setiap bulannya cukup besar yakni bisa mencapai Rp 15 juta. Bahkan ada beberapa pengemis yang memiliki rumah megah dan memiliki dua istri.

Menurutnya, penghasilan pengemis dalam setiap harinya bisa mencapai antara Rp 750 ribu hingga Rp 800 ribu, terlebih pada hari-hari besar, penghasilan para pengemis tersebut ada yang mencapai Rp 1 juta.


2.
Kakek pengemis punya duit Rp 11 juta


Merdeka.com - Pesona ibu kota membuat langkah Kakek Edi Suryadi sampai di Jakarta sejak beberapa tahun. Berangkat dari kampungnya di Kudus, Jawa Tengah, pria 78 tahun berharap mendapatkan pekerjaan layak untuk menghidupkan keluarganya.

Meski usianya sangat uzur, semangat Kakek Edi patut diacungi jempol. Apalagi kalau melihat profesinya sebagai tukang minta-minta alias mengemis. Di bawah terik matahari dan dinginnya malam, Kakek Edi tak letih meminta belas kasih mereka yang melintas untuk mendapatkan sedikit uang. Waktu berlalu, kesejahteraan Edi rupanya berubah.

Saat petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat melakukan penertiban, dia terjaring di kawasan Senen tepatnya di samping Hotel Oasis Amir. Saat petugas menggeledah gerobak dan tasnya, didapat uang tunai pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dengan total nilai Rp 11 juta.

3.
Banyak pengemis punya sawah luas bahkan jadi juragan angkot



Merdeka.com -
Wakil Wali Kota Sukabumi, Ahmad Fahmi menyelidiki kehidupan pengemis di dalam maupun luar Kota Sukabumi. Hasilnya mengejutkan, ternyata mayoritas pengemis taraf kehidupannya sudah sejahtera.

"Pemantauan yang kami lakukan ini tujuannya agar masyarakat tahu, ternyata memberikan uang kepada para pengemis tidak bermanfaat, karena mereka akan keenakan mengemis dan selalu mengandalkan orang lain atau tidak mandiri," kata Fahmi kepada Antara, Senin (19/5).

Menurutnya, jika dibandingkan dengan penarik becak, ojek dan delman serta angkutan kota, taraf kehidupan para pengemis itu ternyata lebih sejahtera. Banyak di antara para pengemis itu yang mempunyai rumah permanen, sawah yang luas bahkan ada yang menjadi juragan angkot.

Dengan ditemukannya kasus seperti ini, maka pihaknya melarang dan mengimbau kepada warga agar tidak memberikan uang kepada pengemis. Hal ini agar mereka bisa mandiri dan tidak hanya mencari belas kasihan dari orang lain. merdeka.com

Blog Archive