Wednesday, March 11, 2015

Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia

Selain itu, kabar mengejutkan mengenai penyadapan yang terjadi di Indonesia juga disampaikan harian The Australian. Media ini menuliskan bahwa pemerintah Australia juga menyadap satelit Palapa milik Indonesia.

Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia
Tampak sebuah kapal laut sedang memasang (installing) kabel serat optik (fiber optic) bawah laut dari sebuah titik di daratan.
Pihak yang diduga menyadap adalah Australian Signals Directorate (ASD), salah satu direktorat di Kementerian Pertahanan Australia yang bertanggung jawab atas signals intelligence (SIGNIT).

Informasi mengenai penyadapan satelit ini diungkap Professor Desmond Ball, seorang professor dari Australian National Universitys Strategic and Defence Studies Centre. Dalam artikel itu, Satelit Palapa disebut-sebut sebagai sasaran kunci penyadapan yang dilakukan Australia.

Sebelum mencuat soal penyadapan satelit Palapa, surat kabar Australia Sidney Morning Herald pada 29 Oktober 2013 juga mengabarkan adanya penyadapan yang dilakukan pemerintah AS terhadap pemerintah Indonesia. Bahkan bukan hanya Jakarta, AS juga disebut-sebut menyadap semua negara di Asia Tenggara lainnya.
Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia
Selandia Baru juga ikut memata-matai Indonesia
the five eyes Negara-negara yang tergabung dalam The Five Eyes atau Lima Mata, yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat,

Sedangkan sebuah dokumen yang dibocorkan kembali oleh mantan kontraktor Otoritas Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden yang dirilis pada Kamis (5/3/2015) lalu, mengungkapkan bahwa Selandia Baru juga ikut memata-matai Indonesia dan sejumlah pulau yang berada di sepanjang Samudera Pasifik secara elektronik, sejak pada tahun 2009 silam.

Menurut laporan yang dikutip dari Reuters, informasi yang didapatkan Selandia baru kemudian akan dibagikan dengan intelijen dari negara sekutu internasional lainnya.

Dokumen yang bersifat rahasia itu menyebutkan bahwa badan intelijen elektronik Selandia Baru meretas email, saluran telepon seluler dan telepon rumah, serta pesan di media sosial dan komunikasi elektronik lainnya.

Tak hanya Indonesia yang dimata-matai, sejumlah pulau di sekitar Selandia Baru, seperti Fiji, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Polinesia ikut menjadi korban peretasan tersebut.

Dokumen rahasia ini dikumpulkan oleh Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah (GCSB) bersama dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA), dan lembaga intel lainnya di negara yang terkenal dengan sebutan Five Eyes atau Lima Mata, yaitu Selandia Baru, termasuk Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.

Mereka menyusup ke beberapa target dari negara-negara Pasifik Selatan dan target lain dan meretas segalanya, ujar penulis investigasi asal Selandia Baru, Nicky Hager, kepada New Zealand Radio yang dikutip dari Reuters, pada Kamis (5/3/2015) lalu.

Mereka melakukan peretasan dan mengirimkan informasinya ke database Badan Keamanan Nasional AS. Menurut Hager, Australia membobol jaringan operator seluler PT Indosat, sedangkan Selandia Baru kebagian tugas mencuri data dari PT Telkomsel.

Nicky Hager, yang bekerja sama dengan media setempat, New Zealand Herald, dan situs Intercept yang mengungkap dokumen ini, menyatakan akan ada pengungkapan lebih lanjut.

Dokumen rahasia ini juga mengungkapkan bahwa seorang perwira GCSB Selandia Baru telah melakukan kerjasama dengan Australian Signal Directorate untuk memata-matai perusahaan ponsel Indonesia.

Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia
Nicky Hager, penulis investigasi asal Selandia Baru, Sementara itu, Perdana Menteri Australia pada masa itu, John Key, menolak untuk mengomentari tentang bocoran dokumen rahasia ini, namun menyatakan pada sehari sebelumnya, Rabu (4/3/2015), bahwa dia berharap dokumen ini salah. GCSB juga menolak untuk memberikan komentar.

Peran GSCB, yang memiliki fasilitas intelijen besar di negara bagian South Island, sempat menjadi masalah dalam pemilihan umum tahun lalu.

Pasalnya, dokumen yang dirilis oleh Snowden menyatakan GCSB berencana untuk melakukan pengawasan besar-besaran di dalam negeri. GCSB sendiri telah dilarang untuk memata-matai warga Selandia Baru, kecuali mendapat ijin dari pihak berwenang dan untuk mendukung kinerja lembaga lainnya.

Dengan kabel yang melintasi Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Barat, maka hampir semua negara yang dilintasi dalam posisi tidak aman. Program penyadapan yang dilakukan untuk memanen data dari email, pesan instan (instant messaging), telephone password dan sebagainya, yang dilakukan dari lalu lintas data melalui kabel serat optik bawah laut diketahui berkode sandi TEMPORA.

Tempora menggunakan penyadapan pada kabel serat optik sebagai pembentuk tulang punggung dari internet untuk mendapatkan akses ke sejumlah besar data pribadi pengguna tanpa kecurigaan dari individu atau korban yang diincarnya.

Penyadapan Tempora ditempatkan di Inggris dan di sejumlah negara dengan sepengetahuan perusahaan pemilik, baik itu perusahaan pemilik kabel atau perusahaan di stasiun pendaratan.

Kabel Telekomunikasi Bawah Laut Serat Optik SEA-ME-WE 3

SEA-ME-WE 3 atau South-East Asia Middle East Western Europe 3, adalah kabel telekomunikasi bawah laut serat optik yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat, dan merupakan kabel terpanjang di dunia. Peletakan kabel ini selesai pada akhir tahun 2000 lalu.

Peletakan kabel dilakukan oleh France Telecom dan China Telecom atas permintaan Singtel, operator komunikasi milik Pemerintah Singapura. Konsorsium SEA-ME-WE 3 dibentuk oleh 92 investor lain dari industri telekomunikasi pada Maret 2000 lalu.

SEA-ME-WE 3 memiliki 39 titik pendaratan, yaitu di:

Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia
Rute Kabel Telekomunikasi Bawah Laut Serat Optik SEA-ME-WE 3 dari Australia dan Asia Tenggara bertemu dengan kabel SAFE dan FLAG dari Asia Timur di Penang Malaysia (wikimedia). Norden, Jerman
Oostende, Belgia
Goonhilly, Britania Raya
Penmarch, Perancis
Sesimbra, Portugal
Tetuan, Maroko
Mazara del Vallo, Italia
Chania, Yunani
Marmaris, Turki
Yeroskipou, Siprus
Alexandria, Mesir
Suez, Mesir
Jeddah, Arab Saudi
Djibouti, Djibouti
Muscat, Oman
Fujairah, Uni Emirat Arab
Karachi, Pakistan
Mumbai, India
Cochin, India
Mount Lavinia, Sri Lanka
Pyapon, Myanmar
Satun, Thailand
Penang, Malaysia (tempat pertemuan dengan kabel SAFE dan FLAG)
Medan, Indonesia
Tuas, Singapura
Jakarta, Indonesia
Perth, Australia
Mersing, Malaysia
Tungku, Brunei
Da Nang, Vietnam
Batangas, Filipina
Taipa, Makau
Deep Water Bay, Hong Kong
Shantou, Cina
Fangshan, Taiwan
Toucheng, Taiwan
Shanghai, Cina
Geoje, Korea Selatan
Okinawa, Jepang Untuk lebih jelasnya, lihat keterangan nomer-nomer diatas dengan peta dibawah ini, rute kabel berwarna merah, dan titik-titik pendaratan berupa nomer dengan warna hitam:

Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia
Kabel Telekomunikasi Bawah Laut Serat Optik SEA-ME-WE 3 (wikimedia). Panjang kabel ini mencapai 39,000 kilometres (24,000 mi) dan menggunakan teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM) dibantu transmisi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) demi meningkatkan kapasitas dan memperbaiki kualitas sinyal, khususnya pada sambungan jarak jauh. Kabel ini membentang dari Jerman Utara sampai Australia dan Jepang.

Ini Cara Penyadapan yang Dilakukan Terhadap Indonesia
sumber
Spoiler: indocropcircles.wordpress.com

Blog Archive