Sunday, March 15, 2015

Tak Cuma Wajah, Miss V Juga Bisa Keriput Lho

Tak Cuma Wajah, Miss V Juga Bisa Keriput Lho

Kondisi keriput seringkali dikaitkan dengan keadaan wajah, area sekitar leher, bahkan tangan atau kaki. Pada kenyataannya, keriput juga bisa terjadi di bagian tubuh yang tertutup, salah satunya yaitu vagina.

Mary Jane Minkin, MD, profesor kebidanan dan ginekologi klinis di Yale University School of Medicine menuturkan pada dasarnya keriput merupakan tanda elastisitas. Pada vagina, elastisitas amat diperlukan supaya vagina bisa meregang sehingga hubungan seks akan berjalan lebih baik.

"Setiap orang memiliki keriput bahkan di bagian vagina mereka, tetapi banyak yang tidak menyadari. Bahkan ketika Anda ingin punya anak, vagina elastis dapat mempermudah persalinan. Patut diingat keriput pada vagina sama seperti di wajah, tergantung pada gaya hidup, genetika, dan usia tiap orang," terang Minkin, dikutip dari Prevention, Sabtu (14/3/2015).

Minkin mengingatkan tidak seperti wajah, keriput pada vagina tidak memerlukan retinoid yang justru bisa membuat miss V kering dan iritasi. Lynette J Margesson, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Geisel School of Medicine menuturkan vulva memang seharusnya keriput dan berkerut.

Kondisi keriput ini dikatakan Margesson normal dan para wanita tidak perlu mengatasinya dengan menggunakan krim, lotion, atau ramuan tertentu. Lebih lanjut, Margesson menerangkan keriput pada vagina bisa saja lebih rendah dibandingkan usia mereka. Ketika wanita mengalami menopause, kadar estrogen pun menurun. Akibatnya, keriput pada vagina berkurang.

"Hal itu terjadi karena jaringan pada vagina menjadi lebih datar dan kering. Ironis bukan pasca menopause ketika wajah makin keriput seiring bertambah usia, bagian tubuh di bawah sana yang tidak terlihat justru tidak terlalu keriput?" ucap Margesson.

Jika keriput pada vagina dirasa mengganggu. Margesson dan Minkin menyatakan sah-sah saja jika wanita ingin melakukan operasi peremajaan vagina. Tapi, selain biaya yang mahal, kedua wanita tersebut mengingatkan risiko yang bisa terjadi yakni komplikasi atau hubungan seks yang justru terasa tidak nyaman setelahnya.

"Saya lebih menyarankan Anda untuk melakukan kegel untuk mengencangkan vagina. Ingat, kepuasan hubungan intim tak semata-semata ditentukan karena kondisi fisik vagina saja tetapi juga termasuk kondisi psikis pasangan suami istri," tegas Minkin. detik.com

Blog Archive