Thursday, January 22, 2015

Tak Sadar 10 Hari, 5 Bocah di Bali Idap Penyakit Misterius

Rahmadatul Aulia (7) bocah yang sepuluh hari tidak sadarkan diri karena menderita penyakit misterius, dirujuk ke RSU Sanglah, Denpasar. Hal itu atas saran dari pihak RSU Negara Kabupaten Jembrana, Bali tempat sekarang anak tersebut dirawat.

Orang tua Rahmadatul Aulia (7), yang awalnya menolak anaknya tersebut dibawa ke RSU Sanglah dengan alasan biaya, akhirnya bersedia menuruti saran pihak RSU Negara, setelah mendapatkan kunjungan dan penjelasan dari Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan, Rabu (21/1).

"Karena kondisinya belum juga sadarkan diri, kami sudah merujuknya ke RSUP Sanglah, tapi keluarganya tidak bersedia dengan alasan tidak memiliki biaya, serta khawatir tidak mendapatkan perawatan di rumah sakit yang dituju," kata Direktur RSU Negara, dr Made Dwipayana.

Tak Sadar 10 Hari, 5 Bocah di Bali Idap Penyakit Misterius
sumber foto Tribunnews.

Setelah Wakil Bupati Kembang menyakinkan mereka, termasuk memerintahkan aparat Desa Tegalbadeng Barat tempat pasien tersebut berasal untuk mengajukan dana tunggu ke Pemkab Jembrana, baru pihak keluarga bersedia.

"Kami memiliki dana tunggu bagi keluarga yang menjaga pasien di rumah sakit. Saya minta, pihak desa secepatnya memfasilitasi permohonan untuk dana tersebut," katanya, seperti dilansir Antara.

Sementara penyebab dan jenis penyakit yang menyebabkan sedikitnya empat orang anak tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama ini, hingga saat ini belum diketahui pasti.

Berdasarkan analisa terhadap gejala pasien yang dilakukan dokter spesialis, Dwipayana menduga, anak-anak ini terinfeksi arbovirus, yang ditularkan nyamuk yang bersarang di tempat kumuh, seperti kandang ternak.

sembilan hari sudah Aulia dirawat di Ruang Cempaka, RSUD Negara. Untuk makan seharinya, Aulia hanya bisa memakan asupan makanan dari selang yang menjalur ke bibirnya serta infus yang menancap di tangannya.

"Makan ya nak, makan biar cepat sembuh dan bisa cepat pulang. Iya nak, mau bilang apa sama ibu? Nanti kalau sudah di rumah bisa mainan lagi," ujar Hayatun (45) asal Banjar Puana, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana kepada anaknya Aulia yang hanya bisa melototi ibunya siang itu.

Awalnya, kata dia, Aulia menderita demam tinggi hingga panas badannya mencapai 41 derajad celcius. Saat itu, Aulia sempat kejang-kejang. Sehingga dilarikan ke Puskesmas Banyubiru sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Negara, Sabtu (10/1/2015) lalu.

Bahkan, Aulia sempat tidak bisa menggerakkan tubuhnya selama 3 hari dan oleh pihak RSUD Negara kemudian dirujuk untuk ke RSUP Sanglah, Denpasar. Namun, karena alasan klasik, keterbetasan dana, Aulia hanya dirawat secara intensif di Sal Anak, Ruang Cempaka, RSUD Negara beserta pasien lainnya.

"Kata dokternya, anak saya kena penyakit radang selaput otak. Karena engga mampu, ya dirawat di sini saja pakai JKBM," tutup Husaini (42), ayah Aulia.

Pantauan redaksi, Aulia tak sendirian mengidap penyakit yang disebut radang selaput otak oleh pihak medis itu. Di ruang Cempaka, ada sekitar empat orang anak lainnya yang mengidap penyakit.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUD Negara, dr. I Made Dwipayana membenarkan maraknya anak yang terjangkit penyakit tersebut. Hingga saat ini, kata dia, penyakit misterius tersebut masih diteliti oleh pihaknya.

"Ada 5 anak yang terjangkit. Namun, hingga saat ini, penyakit itu belum teridentifikasi. Diduga itu radang selaput otak, dibawa oleh semacam virus dari kotoran-kotoran hewan, sapi atau babi. Sebelumnya juga ada himbauan dari Menteri Kesehatan agar mewaspadai penyakit ini," ungkap Dwipayana Spoiler: tribunews dan merdeka

Blog Archive