Tuesday, February 17, 2015

Jomblo, Bankir Kaya Ini Terpaksa Culik Gadis

Jomblo, Bankir Kaya Ini Terpaksa Culik Gadis
Memiliki banyak uang belum menjamin seseorang menemukan pasangan hidup. Hal inilah yang dialami Liu Hung (32), seorang bankir asal kota Daliang, provinsi Liaoning, China.


Pada usianya yang terbilang masih sangat muda, Hung sangat sukses di dunia perbankan. Sayangnya, dia tak kunjung mendapatkan gadis idaman hatinya. Di sisi lain, ayah dan ibunya terus mendesaknya untuk segera menikah.

Di tengah keputusasaannya, Hung nekat mengambil jalan pintas untuk membuat kedua orangtuanya senang. Dia merencanakan untuk menculik seorang gadis untuk diperkenalkan kepada ayah dan ibunya sebagai sang istri.

Untuk menjalankan niatnya itu, Hung bersembunyi di semak-semak di sebuah taman kota. Dia kemudian menangkap seorang perempuan yang melintas, mengikat tangan perempuan itu, dan menyumpal mulutnya.

Hung kemudian membawa perempuan yang diculiknya itu pulang ke kediamannya sebelum kemudian dibawa ke kampung halamannya untuk diperkenalkan kepada ayah dan ibu.

Kepada korbannya, Hung mengatakan, mereka akan menikah dan dia tengah mempersiapkan pesta pernikahan. Namun, sang gadis—yang tak disebutkan identitasnya—berhasil membebaskan diri dari ikatan dan menelepon kekasihnya menggunakan telepon di kediaman Hung. Sang kekasih kemudian melaporkan penculikan itu ke kepolisian yang kemudian melacak lokasi nomor telepon yang digunakan gadis itu. Setelah menemukan lokasi kediaman Hung, polisi kemudian menangkap sang bankir saat dia pulang sambil membawa dokumen-dokumen pernikahan.

Dalam pemeriksaan, Hung mengaku telah menculik gadis itu karena tak menemukan cara lain untuk mencari istri demi membahagiakan ayah dan ibunya.
"Saya satu-satunya orang di keluarga besar yang tak memiliki kekasih atau istri. Dan, saya bosan ditanya soal kekasih atau istri setiap kali saya pulang kampung. Hal itu menyusahkan saya," ujar Hung. China mengalami masalah besar dengan semakin sedikitnya populasi perempuan dibanding pria akibat kebijakan satu anak yang diterapkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.

Sebagian besar warga China lebih menginginkan anak laki-laki karena mereka lebih suka tinggal di dekat orangtua dan saat menikah dia diharapkan bisa merawat orangtuanya.


Sumber: Tribunnews

Blog Archive