Sunday, February 1, 2015

mengejar mas mas Wiratama Ramanto

Prosesi pengibaran dan penurunan sang saka merah putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) selalu menjadi acara yang ditunggu-tunggu pada peringatan HUT Kemerdekaan RI setiap tahun. Menariknya, pada peringatan detik-detik proklamasi 17 Agustus 2007 ini, cucu mantan Presiden Soeharto tampak menjadi sorotan lensa kamera karena terlihat tampil dengan gagahnya menaikkan bendera pusaka. Dialah, Wiratama Hadi Ramanto.
Wiratama Hadi Ramanto adalah putra tunggal pasangan Praktikno Singgih dan Siti Hutami Endang Adiningsih atau yang dikenal dengan Mamiek yang merupakan putri bungsu mantan Presiden Soeharto. Kehadiran Wira, demikian biasa disapa, sebagai salah satu pengerek bendera pusaka memang menjadi momentum istimewa bagi keluarga besar mantan Presiden Soeharto.
Hal ini mengingatkan kembali kepada dua cucu Soeharto lainnya yang juga pernah menjadi anggota pengibar bendera merah putih di Istana Merdeka. Dua sepupu Wira yang pernah menjadi anggota Paskibraka yaitu Eno Sigit, anak dari pasangan Sigit Hardjojudanto dengan Ilsye Aneke Ratnawati, dan Danti Rukmana, anak pasangan Indra Rukmana dan Siti Hardianti Rukmana atau yang akrab dipanggil Mbak Tutut.
"Ini kejutan. Wira itu anak pendiam. Tiba-tiba ia memberitahu terpilih menjadi Paskibraka saat seleksi sampai di tingkat provinsi," kata Mamiek yang masih terlihat bangga melihat putra satu-satunya tampil dalam acara bersejarah itu. Selain Mamiek, dua putri Pak Harto lain tampak hadir di Istana Merdeka, yaitu Siti Hardiyanti Rukmana dan Siti Hardijanti Hariadi.
Kejutan istimewa ini, tambah Mamiek, tidak akan diketahui secara pasti kalau Wira tidak meminta surat izin orang tua untuk mengikuti kegiatan Paskbraka. "Karena harus ada surat izin orang tua, saya jadi tahu hal itu," tukasnya.
Sebulan sebelum karantina, ungkap Mamiek, Wira sudah bertemu dengan eyangnya, mantan Presiden Soeharto untuk menyampaikan keberhasilannya masuk ke seleksi tingkat nasional Paskibraka.
"Beliau juga mendukung dan ikut bangga cucunya bisa terpilih menjadi salah satu yang terbaik," ujar Mamiek yang jarang bertemu Wira sejak masuk karantina sebulan lalu. Namun ia sempat bertemu Wira, sesaat sebelum anaknya bertugas pada Tim Garuda Paskibraka. "Saya sangat terharu, senang dan sulit menceritakan bagaimana ketika melihat Wira bertugas," ungkapnya.
Disaksikan banyak orang, Wira mengaku sempat merasa grogi ketika melaksanakan tugasnya. Untuk mengatasi rasa grogi, pelajar kelas II SMA Global Jaya, Pondok Aren Bintaro Jaya Sektor IX Tangerang, Banten, ini sebelum melaksanakan tugas doa bersama dua rekannya yang sama-sama bertugas sebagai pengibar bendera.
Selain Wira, yang bertugas sebagai pengerek bendera, dua rekannya yang bertugas sebagai pengibar bendera adalah Arif Budi Kusuma, siswa SMA Negeri 5 Bengkulu sebagai pemegang tali, dan Cecep Maulana siswa SMK Negeri 2 Subang, Jawa Barat, sebagai pengikat dan pembentang bendera.
Tidak ada perbedaan antara Wira yang kelahiran Jakarta 5 Juli 1990 ini dengan anggota Paskibraka 2007 lainnya. Dengan berpakaian lengkap serba putih dan peci merah, serta ikat pinggang bertuliskan Pengibar Bendera Pusaka Indonesia, Wira tampak gagah mengucapkan ikrar Putra Indonesia sebagai suatu janji generasi muda dalam menghadapi masa kini dan mendatang di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat dirinya dan anggota Paskibraka lainnya dikukuhkan di Istana Merdeka, Jakarta.
Remaja bertinggi badan 173 centimeter dan berat 70 kilogram ini mengaku lolos uji seleksi Paskibraka di tingkat kabupaten dan provinsi dengan persiapan sejak Januari 2007. "Dari tingkat kabupaten terpilih sepuluh orang. Akhirnya lolos juga ke tingkat provinsi dan menjadi utusan Banten," tukas Wira.
Menjadi Paskibraka, tentulah sebuah kebanggaan, bukan hanya bagi siswa yang terpilih, tapi juga bagi keluarga dan sekolah yang mereka wakili. Proses panjang harus dilalui untuk kemudian bisa tampil di Istana Merdeka. Seleksi awal dimulai dari tingkat sekolah, kemudian tingkat kabupaten hingga ke tingkat provinsi.
Menjadi wakil provinsi tidaklah mudah, karena hanya satu siswa putra dan satu siswa putri yang berhak mewakili. Ketika sudah terpilih mewakili provinsi masing-masing, para calon Paskibraka ini masih harus menjalani masa karantina selama satu bulan penuh di Jakarta, sampai akhirnya dikukuhkan oleh Presiden SBY tanggal 15 Agustus 2007. Usaha dan kebanggaan yang tak sia-sia. Selamat!

Blog Archive