Sunday, February 22, 2015

Wanita Australia Ini Dukung Eksekusi Duo Bali Nine

Wanita Australia Ini Dukung Eksekusi Duo Bali Nine
Petugas polisi berjaga di sel duo terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)


Seorang ibu bernama Beverley Neal di Melbourne, Australia, yang telah kehilangan putrinya yang masih remaja karena overdosis heroin, dengan lantang menyerukan harapannya agar Pemerintah RI melaksanakan hukuman mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang merupakan dua orang terpidana kasus Bali Nine.

Seperti diberitakan laman news.com.au, Sabtu 21 November 2015, Neal menentang dukungan publik Australia terhadap duo Bali Nine tersebut.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, dan Menteri Luar Negeri Australia, Julia Bishop, telah mengutuk Indonesia atas rencana eksekusi hukuman mati terhadap dua orang yang telah terbukti bersalah dalam upaya melakukan penyelundupan 8,2 kilogram heroin tersebut.

Kemarahan masyarakat Australia bahkan diwujudkan dalam kampanye media sosial bertajuk "boikot Bali" sebagai bentuk protes terhadap upaya penegakan hukum di Indonesia terhadap dua gembong mafia narkoba itu.

Namun, Neal menyatakan ia berdoa agar dua pelaku kriminal itu dieksekusi. "Mereka ini adalah penjahat yang dipuja seperti pahlawan. Siapa yang tahu berapa banyak kehidupan lainnya akan hilang jika mereka tidak tertangkap di Bali," ujar Neal.

Neal mengatakan bahwa ia masih merasakan duka setiap hari atas kematian putrinya, Jennifer Neal, yang meninggal karena overdosis heroin saat usia 17 tahun.

"Duka ini saya rasakan selama 18 tahun, tiga bulan, dan 20 hari," kata Neal.

Ia mengenang Jennifer sebagai gadis yang sangat cerdas, cantik, dan baru memasuki tahun pertama kuliahnya di bidang bisnis. Ia menyesalkan putrinya terpengaruh pergaulan buruk sehingga kecanduan obat-obatan terlarang.

"Mereka mencoba untuk membuat dia kecanduan," kata Neal.

Menurut dia, orangtua Chan dan Sukumaran lebih beruntung. "Mereka bisa memeluk anak-anak mereka, berbicara dengan mereka, dan mengucapkan selamat tinggal. Saya tidak ada kesempatan melakukan itu," kata Neal.

Namun, ia tetap tidak pernah bisa memberikan simpati kepada Chan maupun Sukumaran meskipun keduanya telah menjalani masa rehabilitasi dan bekerja dengan narapidana lain selama di penjara di Kerobokan, Bali.

"Pengedar dan pedagang narkoba ini adalah penjahat kejam. Saya berharap kita memiliki hukum yang sama di Australia untuk penanganan yang benar terhadap mereka. Jika kita melakukan hal itu (hukuman mati) di sini, kita tidak akan memiliki masalah," kata Neal.

Neal merasa terdorong untuk menyuarakan dukungannya terhadap eksekusi hukuman mati ini atas nama ribuan orangtua di Australia yang mengalami kisah kehilangan yang sama dengannya.

"Ini masalah yang mengerikan dan memuakkan saya bahwa Perdana Menteri (Abbott) sedang berusaha untuk menggertak Indonesia. Tiga bulan lalu dia mengatakan kita harus menghormati hukum Indonesia. Sekarang dia hanya mengatakan apa yang dia pikir masyarakat mau mendengarnya," kata Neal. viva.co.id

Blog Archive