Monday, February 23, 2015

Ini tujuan Belanda bangun Istana Bogor dan sekarang ditempati Jokowi

Ini tujuan Belanda bangun Istana Bogor dan sekarang ditempati Jokowi
Jokowi JK pimpin rapat paripurna. ©2015 merdeka.com/arie basuki

Istana Bogor awalnya bernama Buitenzorg yang artinya bebas dari masalah atau kekhawatiran. Begitulah tujuan awal dibangunnya Istana Bogor, yaitu sebagai tempat peristirahatan untuk melepas penat.

Mungkin tak pernah terpikir oleh Gustaaf Willem Barron Van Imhoff kalau tempat peristirahatan yang dia bangun kini menjadi salah satu tempat vital bangsa Indonesia. Istana Bogor yang kini dijadikan tempat berkantor Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dahulunya dibangun oleh Gubernur Jenderal Belanda tersebut hanya sebagai tempat untuk bersantai melepas penat.

Bangunan megah kebanggaan warga Bogor ini dibangun pada masa penjajahan kolonial Belanda pada abad ke 18. Dirancang dengan bentuk pesanggrahan, bangunan ini awalnya bernama Buitenzorg, yang artinya bebas masalah atau bebas kekhawatiran.

Sesuai dengan namanya, Gustaaf memang membangun pesanggrahan tersebut agar bisa menghindar sejenak dari panasnya pusat pemerintahan di mana dia bekerja. Jakarta yang dulunya bernama Batavia merupakan pusat pemerintahan Belanda yang ternyata sudah terasa terlalu panas untuk orang Belanda. Maka Gubernur Jenderal yang memerintah waktu itu berinisiatif untuk mencari tempat lain lebih teduh dan sejuk yang bisa dijadikan tempat peristirahatan.

Setelah melakukan inspeksi, akhirnya anak buah Gustaaf menemukan tempat yang strategis di daerah Cianjur, Jawa Barat. Tempat inilah bernama Bogor yang akhirnya dipilih Gustaaf untuk membangun tempat peristirahatan. Tepatnya pada bulan Agustus tahun 1744, Gustaaf membangun sebuah pesanggrahan yang modelnya ia tiru dari bangunan Blainheim Palace di Oxford, Inggris. Dalam sejarahnya Blainheim Palace ini merupakan tempat kediaman Duke of Malborough, nenek moyang Princes Wale Lady Diana.

Selain untuk nama pesanggrahan, Buitenzorg juga menjadi nama untuk perkampungan di sana. Kemungkinan nama Bogor merupakan adaptasi dari nama Buitenzorg. Dinamai Istana Bogor, sejak bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Bentuk dan luas bangunan Buitenzorgh memang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Utamanya pada era masuknya Inggris di bawah pemerintahan Herman Willem Daendles dan Sir Stamford Raffles. Dari yang awalnya hanya sebuah pesanggrahan, Buitenzorgh berubah menjadi bangunan Istana Paladian.

Istana ini pernah rusak berat akibat meletusnya Gunung Salak. Sekitar tahun 1850, seorang Gubernur Jenderal bernama Albertus Jacob membangun kembali Istana Bogor. Hingga pada tahun 1870, istana ini dijadikan tempat kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Orang Belanda yang terakhir menghuni adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg hingga direbut oleh pemerintah Jepang. Tahun 1950, pemerintah Indonesia mengambil alih istana tersebut dan secara resmi menjadikannya sebagai salah satu istana kepresidenan Republik Indonesia.

Di era pemerintahan Soekarno, Istana Bogor masih digunakan sebagai tempat peristirahatan. Soekarno menjadikan Istana Bogor sebagai tempat rehat dan bercumbu mesra dengan istri-istri dan anak-anaknya. Barulah pada masa pemerintahan Soeharto, tempat ini mulai digunakan untuk urusan pemerintahan. Soeharto pernah mengadakan pertemuan APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation) di Istana Bogor pada tanggal 15 November 1994.

Presiden Abdurrahman Wahid juga pernah memilih Istana Bogor untuk tinggal dan berkantor, Dia sering menjamu tamu-tamu negara di sana. Pada masa pemerintahan Megawati pernah mengadakan pesta untuk memeriahkan kemerdekaan RI yang ke 57. Presiden Amerika George Walker Bush juga pernah berkunjung ke Istana Bogor saat SBY masih menjabat presiden. Kini, presiden ke 7 Jokowi juga telah memilih Istana Bogor sebagai tempatnya tinggal sekaligus berkantor mengurusi urusan pemerintahan. merdeka.com

Blog Archive