Sunday, February 15, 2015

Tentara Sudan Perkosa 200 Wanita

Tentara Sudan Perkosa 200 Wanita

Kelompok pemerhati HAM, Human Rights Watch (HRW) menyatakan bahwa tentara Sudan memperkosa setidaknya 221 wanita dan anak perempuan di wilayah Darfur, Sudan pada akhir tahun lalu.

Berbasis di New York, HRW menyatakan pemerkosaan massal tersebut berlangsung dalam sebuah serangan yang berlangsung selama tiga hari.

HRW mengklaim sebanyak 15 orang yang selamat, seorang saksi perempuan dan 23 sumber kredibel lainnya memberikan saksi dan keterangan bahwa pemerkosaan massal dilakukan antara tanggal 30 Oktober dan 1 November di kota Tabit.

HRW juga menyatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan nama korban dan informasi lainnya.

"Pemerkosaan massal terhadap wanita dan anak perempuan di Tabit ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata HRW, dikutip dari Reuters, Rabu (11/2).

Klaim tersebut dibantah oleh militar Sudan. Juru bicara militer Sudan, Alswarmi Khalid menolak tuduhan tersebut dan menduga tuduhan tersebut merupakan upaya untuk menekan Sudan untuk tetap mempertahankan markas perdamaian pasukan PBB-Uni Afrika ( UNAMID ) di Darfur.

"Semua tuduhan tentang daerah Tabit terjadi ketika pemerintah Sudan agar pasukan UNAMID meninggalkan Sudan. Beberapa lembaga menggunakan tuduhan palsu untuk menekan Sudan agar UNAMID tetap (berada) di Darfur, kata Khalid kepada Reuters.

Sebagian besar Darfur dilanda kerusuhan dan berbagai serangan dari kelompok pemberontak non-Arab yang mengangkat senjata pada tahun 2003 melawan pemerintah Arab yang dipimpin di Khartoum, atas tuduhan diskriminasi.

Ketegangan telah meningkat antara Sudan dan misi penjaga perdamaian. November lalu, Khartoum meminta UNAMID untuk keluar dari Sudan.

Sementara, PBB menyatakan penyidik ââdari pasukan penjaga perdamaian di Darfur mengunjungi Tabit pada bulan November lalu di bawah pengawasan militer dan polisi yang ketat. Meskipun demikian, penyidik PBB tak dapat memasuki wilayh Khartoum.

Meskipun tidak dapat mengunjugi Tabit, HRW menyatakan pihaknya melakukan wawancara melalui telepon.

Pejabat dan diplomat pejabat PBB berbicara dengan syarat anonimitas bahwa pihak berwenang tidak memperbolehkan kasus ini diselidiki, sehingga kemungkinan besar, UNAMID tidak bisa mengkonfirmasi temuan ini.

PBB mengatakan pemerkosaan kepada wanita dan anak-anak kerap kali digunakan sebagai senjata perang di Darfur.

Mantan juru bicara UNAMID Aicha Elbasri menuduh kasus ini sengaja tidak dilaporkan ke markas PBB dan Dewan Keamanan. Menurut Elbasri, UNAMID memiliki sejarah tidak melaporkan kasus perkosaan kepada kantor pusat PBB.

Elbasri disediakan Reuters dengan dokumen UNAMID tentang apa yang dia katakan adalah insiden pemerkosaan dilaporkan pada tahun 2012 dan 2013 , termasuk dugaan pemerkosaan seorang gadis hamil 17 tahun .

PBB menyatakan konflik ini mengakibatkan 300 ribu jiwa melayang dan jutaan lainnya mengungsi.

Blog Archive