Friday, March 6, 2015

Cerita Tentang Barter Tahanan: Bung Karno Hingga Mata-mata Cantik Rusia

Cerita Tentang Barter Tahanan: Bung Karno Hingga Mata-mata Cantik Rusia

Australia mengajukan barter tahanan. Duo 'Bali Nine' Andrew Chan dan Myuran Sukumaran hendak ditukar dengan tiga napi narkoba asal Indonesia di Australia. Penawaran ini sudah ditolak, namun sebelumnya sudah muncul berbagai kisah 'prisoner swap' di belahan dunia. Bagaimana ceritanya?

Barter tahanan memang selama ini hanya dikenal dalam dunia militer atau intelijen. Di Amerika Serikat misalnya, pernah melakukan barter tahanan antara napi terorisme dengan tentara AS yang ditawan Taliban di Afghanistan.

Di Indonesia, sebetulnya sempat dikabarkan ada barter tahanan di era Soekarno. Namun bukan pertukaran antara tahanan dengan tahanan, melainkan tahanan dengan 'barang'. Saat itu ramai dibicarakan, Bung Karno membarter seorang napi mata-mata AS dengan pesawat tempur dan proyek jalan.

Tak sedikit juga kisah barter tahanan yang dibumbui sensasi. Misalnya, pertukaran mata-mata cantik Rusia Anna Chapman dengan para intelijen AS. Anna menjadi sosok yang menarik dibicarakan karena parasnya.

Berikut kisah pertukaran tahanan di dunia dengan berbagai bumbunya, seperti dikutip detikcom dari sumber, Jumat (6/3/2015):

Cerita Tentang Barter Tahanan: Bung Karno Hingga Mata-mata Cantik Rusia

Bung Karno Tukar Napi dengan BarangTim Harian Detik Sudrajat dan Okta Wiguna pernah membuat tulisan tentang kisah taktik Barter Bung Karno melawan CIA. Cerita dimulai dengan pertanyaan anaknya Guntur: Apakah benar bapak menukar Pope dengan jalan bypass?

Pope yang dimaksud adalah Allen Lawrence Pope, pilot asal Amerika Serikat yang pesawatnya, B-26 Invader, ditembak jatuh TNI di Maluku pada 1958. Saat itu Pope, yang pensiunan militer Amerika, tengah menjalani misi pengeboman CIA buat menyokong pemberontakan Perdjuangan Rakjat Semesta alias Permesta.

Pada 1961, Presiden Dwight D. Eisenhower diganti John F. Kennedy. Gaya politik luar negeri Amerika pun berubah dan lebih bersahabat terhadap Indonesia. Sukarno, yang sebelumnya akan digergaji kursi presidennya, malah diundang ke Gedung Putih. Diduga saat itulah masalah Pope dibahas.

Setahun setelah pertemuan itu, Pope diam-diam diantar pesawat Negeri Abang Sam di bandara Jakarta. Sebelum dia dipulangkan, Sukarno berpesan: "Jangan muncul ke publik, jangan membuat cerita aneh-aneh. Pulang dan menghilanglah dan kami akan melupakan semuanya," ujarnya seperti ditulis dalam buku Subversion as Foreign Policy The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia.

Pemulangan Pope itu tidaklah gratis. Kennedy mesti membarternya dengan pesawat angkut Hercules dan dana pembangunan jalan bypass dari Cawang ke Tanjung Priok.

Lain lagi cerita Bambang Avianto, putra sulung Marsekal Pertama Joko Nurtanio. Anak penggagas industri penerbangan Indonesia itu menunjuk pada bangkai helikopter Bell-47 J2A Roger, yang 30 tahun teronggok di ujung landas pacu Husein Sastranegara. Bambang mengatakan helikopter kepresidenan era Sukarno itu merupakan hadiah Presiden
Kennedy. Helikopter berjulukan si Walet itu status resminya hadiah, tapi sejatinya bagian dari barter dengan Pope.

Usai urusannya di toilet istana pada 1960-an itu, Sukarno cuma berujar, Mudah-mudahan Amerika kirim Pope yang lain. Kalau tertangkap nanti, aku minta tukar dengan Ava Gardner dan Yvonne de Carlo!
Cerita Tentang Barter Tahanan: Bung Karno Hingga Mata-mata Cantik Rusia

Pertukaran Si Cantik Anna Chapman
Anna Chapman, mata-mata cantik Rusia, dan 9 rekannya ditukar dengan 4 agen rahasia Barat yang ditahan Rusia. Ini akan menjadi drama pertukaran mata-mata terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin.

Seperti dilansir AFP, Jumat (9/7/2010), Anna dan teman-temannya telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan federal New York atas kegiatan mata-mata untuk Moskow. Mereka akan dideportasi ke negara asal.

Namun tentu saja itu tidak gratis. Rusia juga diminta mengembalikan 4 mata-mata dari beberapa negara barat.

Dari 10 mata-mata Rusia itu, Anna Chapman adalah yang paling menghebohkan karena paling muda dan cantik. Selain itu, media Inggris juga mengungkap sepak terjang Anna di negeri Ratu Elizabeth itu, termasuk mempublikasikan foto-foto telanjang Anna.

Selain Anna, ada juga kolumnis yang cukup terkenal di New York, Vicky Pelaez, yang berdarah Peru. Dia mengaku pernah membawa surat yang ditulis dengan tinta canggih yang tidak dapat dilihat mata biasa. Sementara para agen lain adalah orang Rusia yang menyamar sebagai warga AS.

Sementara dari Moskow, 4 agen juga dipulangkan. Ada Igor Sutyagin yang menjadi mata-mata untuk AS, ada juga Sergei Skripal, mantan kolonel Rusia yang menjadi mata-mata untuk Inggris. Dua mata-mata sisanya, tidak disebutkan dari negara mana.

Cerita Tentang Barter Tahanan: Bung Karno Hingga Mata-mata Cantik Rusia

Taliban vs Tahanan ASTentara AS Bowe Bergdahl ditukar dengan lima tahanan Taliban yang selama ini mendekam di tahanan militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba. Namun keputusan ini menuai kecaman di internal AS.

Pangkal musababnya, ternyata Gedung Putih merahasiakan barter tahanan itu dari parlemen AS. Gedung Putih pun meminta maaf kepada parlemen AS.

Atas penukaran ini, tidak semua anggota parlemen AS, baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, yang mendapat laporan sehingga mereka naik pitam.

Kepala Komisi Intelijen Senat, Dianne Feinstein, yang juga anggota senior Partai Demokrat AS menyebut Gedung Putih telah melanggar hukum AS karena tidak memberitahu Kongres soal pertukaran tahanan tersebut.

"Itu muncul secara mengejutkan dan mengecewakan karena pertukaran tersebut dilakukan tanpa adanya konsultasi, benar-benar tidak mematuhi hukum," ucapnya kepada wartawan setempat, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2014).

"Kami sangat kecewa dengan hal itu," imbuhnya. Senat mempertanyakan alasan yang mendasari pertukaran lima tahanan Taliban dengan Bergdahl tersebut.

Cerita Tentang Barter Tahanan: Bung Karno Hingga Mata-mata Cantik Rusia

Duo Bali Nine vs Napi Indonesia
Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop menawarkan barter duo 'Bali Nine' dengan 3 WNI yang ditahan di Australia. Namun permintaan ini sudah ditolak mentah-mentah oleh Jokowi.

Dari Sydney Morning Herald yang dikutip Kamis (5/3/2015), disebutkan 3 WNI itu ditahan Australia dengan kejahatan yang sama, penyelundupan narkoba tahun 1998 lalu. Ketiga WNI itu adalah Kristito Mandagi, Saud Siregar dan Ismunandar yang masing-masing menjabat kapten, kepala staf, dan teknisi kapal. Kapal itu membawa 390 kg heroin. Kapal dan muatan mereka disita di dekat Port Macquarie, sekitar 400 km di utara Sydney.

Menlu Bishop mengatakan pertukaran tahanan sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan dua warganya dari eksekusi hukuman mati di Indonesia. Menlu Bishop mengatakan dia menunggu jawaban dari pemerintah Indonesia untuk memulangkan tiga WNI yang ditahan di Australia.

Namun, Presiden Jokowi sudah menjawab tak akan menerima permintaan barter tahanan tersebut. Eksekusi terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang kini sudah berada di Nusakambangan, bakal tetap dilakukan. detik.com

Blog Archive