Monday, March 23, 2015

Lee, Sukarno dan Kunci Sukses Pembangunan Singapura

Lee, Sukarno dan Kunci Sukses Pembangunan Singapura

Entah disengaja atau tidak, Presiden Sukarno baru menemui tamunya, Lee Kuan Yew beserta rombongan setelah 15 menit tiba di Istana Merdeka pada 1960. Selama hampir 30 menit kemudian, keduanya terlibat pembicaraan empat mata.

Dalam memoarnya, From Third World To First, The Singapore Story: 1965-2000, Lee Kuan Yew mengungkapkan isi pembicaraan kala itu. "Dia bertanya seberapa banyak jumlah penduduk di Singapura? Satu setengah juta, jawab saya.

Penduduk Indonesia kala itu mencapai 100 juta jiwa. Berapa banyak kendaraan yang dimiliki Singapura? Lee menukas, Sekitar 1000 buah. Kala itu di Jakarta ada sekitar 50 ribu kendaraan berlalu-lalang.

Lee mengakui Sukarno adalah salah satu pemimpin yang dihormati dan menginspirasinya. Tapi percakapan bernada melecehkan itu telah memotivasinya dalam memimpin Singapura. Lee bertekad sekalipun negerinya mungil, tapi tak akan menjadikannya parasit bagi negara-negara tetangga di sekitarnya. Tekad itu berhasil ia wujudkan. Malah Singapura kini menjelma menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

Pada 11 November 2010, Bloomberg seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 171 melaporkan pertumbuhan ekonomi Singapura telah jauh melampaui negeri induknya, Malaysia. Juga Indonesia yang pernah memandangnya sebelah mata. Pendapatan perkapita rata-rata warga Singapura mencapai $6,975 dari $335 pada 1965.

Nilai ekspor singapura pada 2011 mencapai US$ 400 miliar atau dua kali lipat ekspor RI yang US$ 203 miliar. Singapura yang luasnya cuma 713 km persegi didatangi 13.5 juta turis mancanegara, sedangkan Indonesia yang luasnya berpuluh kali lipat tak sampai 10 juta turis tiap tahun. detik.com

Blog Archive