Tuesday, February 17, 2015

Amerika dan Rusia Diduga Miliki Senjata Pengendali Cuaca

Segala cara dilakukan Amerika Serikat untuk melengkapi alat utama persenjataan paling canggih di muka bumi. Baru-baru ini ilmuwan Negeri Paman Sam menyatakan punya data Dinas Intelijen Luar Negeri (CIA) mendanai badan penelitian lintas kampus untuk riset manipulasi perubahan iklim sebagai senjata masa depan.

Amerika dan Rusia Diduga Miliki Senjata Pengendali Cuaca
Pakar Klimatologi Alan Robock dari Universitas New Jersey mengatakan telah meminta CIA lebih transparan terkait riset radikal tersebut.

Robock melaporkan dugaan riset ini kepada panel independen internasional tentang perubahan iklim (IPCC). Dia menduga, tim riset AS memakai model komputer untuk mempelajari bagaimana aeorosol stratosfir bisa mendinginkan planet dengan menggunakan letusan gunung berapi.

"Yang paling saya khawatirkan, siapa yang akan bertanggung jawab mengendalikan teknologi perubah iklim tersebut," tuturnya seperti dilansir the Guardian, Senin (16/2).

Data yang beredar, Badan Intelijen AS siap memberikan dana sebesar USD 600.000 untuk mengerjakan proyek manipulasi cuaca tersebut. Saat coba mengonfirmasi Robock mengatakan bahwa pihak CIA dan badan pemerintah lainnya enggan menjelaskan tujuan utama penelitian tersebut.

Pekan lalu National Academy of Sciences mengatakan sebuah laporan pada pendekatan yang berbeda untuk mengatasi perubahan iklim. Salah satu carannya adalah dengan menghilangkan karbondioksida dari atmosfer dan yang lain dengan cara mengubah awan agar mencerminkan lebih banyak sinar matahari ke permukaan bumi.

Modifikasi cuaca merupakan upaya untuk memanipulasi alam. Amerika dan Rusia Diduga Miliki Senjata Pengendali Cuaca
Amerika ternyata menaruh curiga kepada negara musuh yang menyebabkan perubahan iklim di negara itu. Rusia atau Koera Utara dianggap bertanggung jawab terhadap hujan yang terus menerus melanda Amerika atau kekeringan yang melanda cukup lama.

Hal ini diungkapkan oleh seorang ilmuwan dari Rutgers University di New Jersey. Ia mengaku mendapatkan telepon dari pihak CIA yang menanyakan kemungkinan adanya kemampuan modifikasi cuaca yang dimiliki Rusia atau Korea Utara.

"Seorang konsultan yang bekerja untk CIA menelepon saya. Dia ingin mengetahui, apakah memungkinkan untuk mengetahui jika ada orang yang sedang mengganggu cuaca di suatu daerah tertentu? Jika kita memodifikasi cuaca di wilayah tertentu, apakah pemerintah wilayah itu bisa mengetahuinya?" jelas Profesor Alan Robock, seperti dikutip Daily Mail, Selasa 16 Februari 2015.

Robock sendiri merupakan satu dari banyak ilmuwan di dunia yang secara aktif meneliti mengenai modifikasi cuaca, sebagai cara untuk memerangi perubahan iklim. Dijelaskan Robock kepada si penelepon, modifikasi cuaca dengan jumlah yang besar akan mampu dilacak oleh pihak lain.

Modifikasi cuaca merupakan upaya untuk memanipulasi alam, khususnya awan hujan dengan menyemai senyawa yang menimbulkan hujan atau justru menahannya. Militer Amerika sendiri telah lama menggunakan pola ini untuk memenangkan peperangan. Beberapa di antaranya saat perang Vietnam, Kuba, dan lainnya.

Ilmuwan itu berharap jika penelitian yang ia lakukan bisa transparan dan diketahui oleh dunia internasional. Dengan demikian, teknologi itu tak akan bisa digunakan untuk kepentingan jahat.

Robock juga membocorkan rahasia jika CIA berminat untuk mendanai penelitian terkait geoengineering. Selain CIA, beberapa institusi lain juga berminat, seperti NASA.

sumber
Spoiler: berbagai sumber

Blog Archive