Monday, February 23, 2015

Fenomena Langka, Salju Turun di Arab Saudi

Fenomena Langka, Salju Turun di Arab Saudi

Salju turun di wilayah baratlaut Arab Saudi, tepatnya di Tabouk. Fenomena ini jadi kesempatan langka bagi warga Saudi untuk berwisata ke tengah daerah bersalju.

Diberitakan Al-Arabiya, wilayah Tabouk diselimuti salju setelah badai Jenna menghantam Timur Tengah awal pekan ini. Sebelumnya, awal tahun ini badai salju Huda juga membuat wilayah itu membeku.

Tabouk kini ramai didatangi warga Saudi. Mereka bermain, membuat boneka salju atau sekadar merasakan dinginnya salju.

"Semua orang senang. Kami beruntung, salju turun dua kali tahun ini," kata seorang orang warga Abu Murthi, yang rela berkendara ke Tabouk bersama keluarganya.

Pengunjung lainnya, Saleem al-Omrani, mengatakan bahwa saat-saat seperti ini sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Pasalnya, tidak setiap tahun ada salju turun di Saudi.

"Saat bersalju, semua orang keluar, pemuda dan keluarga," kata Omrani.

Biasanya, warga Saudi harus berwisata ke luar negeri untuk melihat salju. Kini, mereka tinggal berkendara ke Tabouk dan menikmati dinginnya salju.

Kendati atmosfer kegembiraan menyelimuti para wisatawan, namun tim penyelamat tetap waspada. Bulan Sabit Merah di Tabouk sejak beberapa hari sebelumnya telah mempersiapkan skenario penyelamatan dan mengeluarkan peringatan terhadap pengunjung.

Fenomena Langka, Salju Turun di Arab Saudi

Sampai saat ini, belum ada orang yang terluka akibat salju di Tabouk.

"Kita menyiagakan enam ambulans dan lima pusat penanganan yang dilengkapi perangkat medis darurat," kata Khaled Murthi al-Anzi, juru bicara Bulan Sabit Merah Tabouk.

Suhu di wilayah itu saat musim panas berkisar antara 26-46 derajat celcius, sementara saat musim dingin bisa mencapai -4 derajat celcius.

Sejak Jumat pekan lalu badai salju menhantam Timur Tengah. Badai Jenna membuat rekor baru suhu dingin di Turki dengan salju setebal 75 cm. Sementara itu,

kementerian pendidikan Lebanon meliburkan sekolah di daerah pegunungan karena cuaca ekstrem. (CNN Indonesia

Blog Archive