Monday, February 9, 2015

Pria Ini Klaim Kemampuan Ereksinya Bakal Raib Setelah Orgasme 100 Kali

Pria Ini Klaim Kemampuan Ereksinya Bakal Raib Setelah Orgasme 100 Kali

Betapa sedihnya pria ini, karena dia terancam kehilangan kemampuan ereksi setelah merasakan 100 kali orgasme. Menurut pria berinisial RLS ini, dokter telah mendiagnosisnya dengan kondisi langka, di mana setiap kali ejakulasi maka akan terbentuk jaringan parut di penisnya. Inilah yang kemudian menyebabkan dirinya akan kehilangan kemampuan ereksi.

Menurut keterangan dokter yang disampaikan pria itu, kondisinya disebut fibrosis di corpora cavernosa yang tidak diketahui penyebabnya. Sebab kemunculan jaringan parut yang mengeras di penis itu tidak bisa dijelaskan penyebabnya.

"Pada dasarnya, ada saluran di penis Anda yang terisi darah ketika Anda ereksi. Namun dalam kasus saya, setiap kali saya mendapatkan ereksi, hal itu menyebabkan reaksi autoimun (sel imun menghancurkan jaringan sehat) yang menyebabkan jaringan parut terbentuk di saluran itu," ujar RLS dalam emailnya yang dipublikasikan oleh BroBible, dan dikutip oleh Daily Mail.

"Pada akhirnya jaringan parut akan membuat saya tidak mungkin mendapatkan ereksi lagi," imbuhnya dan ditulis pada Senin (9/2/2015).

Pria 34 tahun itu mengatakan dirinya tidak pernah pergi ke sauna, memakai celana ketat, atau mengalami benturan benda tumpul di alat kelaminnya yang merupakan faktor risiko penyakit peyronie. "Mereka (dokter) memperkirakan saya hanya bisa 100 kali orgasme," ucapnya.

RLS mengaku telah menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi impoten di masa mendatang. Karena tidak tahu bagaimana mengatasinya, maka RLS memutuskan untuk menerima kondisi itu. Sementara ini dia telah berusaha menahan diri untuk tidak bermasturbasi atau melakukan kegiatan intim.

"Akhir-akhir ini saya takut pada kegiatan seks itu sendiri," kata RLS.

Kini RLS berharap bisa bertemu dengan orang yang memiliki kondisi serupa dengan dirinya, sehingga bisa berdiskusi untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi. Sebab menjadi impoten dalam waktu dekat dan di usia muda tentu menimbulkan kecemasan.

Fibrosis pada penis merupakan gejala dari penyakit peyronie. Peyronie merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada kelamin pria, biasanya muncul pada permukaan penis, baik atas maupun bawah, berupa benjolan kulit yang mengeras berupa plak. Nah, kulit yang mengeras ini menyebabkan pada saat penis ereksi menjadi tidak bisa lurus alias melengkung. Kondisi ini bisa dialami laki-laki dari segala usia, namun lebih bayak ditemukan pada laki-laki yang berusia di atas 40 tahun.

Karena melengkung, saat ereksi seorang pria akan merasa sakit. Bahkan ada pula yang tidak mampu untuk ereksi. Belum bisa dipastikan faktor penyebab peyronie, namun sebagian besar ahli meyakini kondisi ini muncul akibat adanya trauma pada penis. Trauma ini salah satunya bisa muncul karena adanya aktivitas tak biasa kala bercinta, misalnya karena adanya tekanan berlebihan saat penetrasi. Kadar testosteron rendah juga kerap dikaitkan dengan penyakit ini.

Profesor Raj Persad, seorang konsultan urologi di Bristol Royal Infirmary, mengatakan tidak yakin ada keadaan fibrosis yang tidak bisa dijelaskan seperti yang dialami RLS. "Ada banyak penyebab fibrosis, seperti trauma. Selalu ada penyebab fibrosis, dan dokter harus dapat menemukannya," ujar Prof Persad.

Mengomentari kondisi RLS, Prof Persad menduga ada masalah psikogenik atau pria tersebut terkena penyakit peyronie.

Urolog lainnya, dr Ian Eardley dari Leeds Teaching Hospital Trust dan juru bicara The Urologi Foundation, berkomentar apa yang disampaikan RLS terdengar tidak masuk akal. Menurutnya, fibrosis dan jaringan parut di penis bisa disebabkan oleh masalah aliran darah ke penis. Kendati demikian hal itu tidak akan menghambat ejakulasi, karena mekanismenya berbeda.

Ya, jaringan parut pada penis memang bisa membuat seorang pria mengalami impotensi. Akan tetapi tidak bisa diprediksi secara tepat berapa kali seorang pria memiliki sisa orgasme sebelum impotensi melanda.

"Ejakulasi dan ereksi merupakan dua mekanisme terpisah. Jika Anda mengalami fibrosis maka bisa kehilangan kemampuan ereksi. Ada juga pria yang menderita fibrosis tapi masih bisa mencapai klimaks dan ejakulasi walau tidak ereksi," terang dr Eardley.

dr Eardley menduga RLS terkena penyakit peyronie. "Ada teori mengatakan penyakit peyronie memiliki fungsi autoimun," ucapnya. detik.com

Blog Archive