Sunday, April 5, 2015

Kisah Ben, Bisa Berjalan Kembali Setelah Kehilangan Sepasang Kaki

Kisah Ben, Bisa Berjalan Kembali Setelah Kehilangan Sepasang Kaki

Ben Parkinson adalah seorang tentara berusia 30 tahun yang diturunkan ke Afghanistan. Saat di negara itu, bom yang ditembakkan Taliban membuat tubuh bagian bawahnya hancur. Bahkan peristiwa itu membuatnya koma selama empat bulan. Keajaiban terjadi saat dia kembali bisa berjalan, meskipun dengan kaki palsu.

Dikutip dari Daily Mail pada Minggu (5/4/2015), delapan tahun lalu saat terkena bom, Ben mengalami 40 cedera parah. Selain menghancurkan kedua kakinya, beberapa anggota tubuhnya seperti punggung, panggul, dan tulang rusuknya patah. Dia juga mengalami kerusakan otak, sehingga dia tidak sadarkan diri selama beberapa bulan di RS militer.

Keajaiban terjadi saat beberapa waktu kemudian, Ben yang dirawat di Castle Craig Hospital di Edinburgh mulai menunjukkan perkembangan positif. Setelah empat minggu dirawat dengan terapi oksigen, saraf-saraf yang dikira telah mati mulai beregenerasi.

Ben mulai merasakan kesemutan di saraf kaki bagian atasnya dan mampu menggerakkan pinggulnya sendiri. Hal itu menyebabkan ia mulai bisa berjalan sendiri dengan kaki palsu tanpa bantuan kruk.

Ia bisa berjalan sebanyak tiga hingga empat langkah setelah menjalani hyperbaric oxygen therapy. Selain itu, Ben juga berlatih bersama fisioterapis selama delapan jam sehari.

Diane Dernie, ibu Ben mengatakan, "Malam itu, Ben membangunkan kami di rumah dan mengatakan bahwa ia mulai merasakan seluruh sarafnya kembali di sekitar kakinya."

Wanita berusia 57 tahun itu memaparkan saat Ben memberitahukan hal tersebut, dia menangis karena bahagia.

Kemajuan Ben sangat mengagumkan sehingga para ahli berharap pada beberapa bulan mendatang, kerusakan otak yang ia alami dapat mengembalikan memorinya lagi. Sang ibu juga berharap agar kerusakan otak yang Ben alami segera pulih.

Menurut Profesor Philip James, ahli hyperbaric di University of Dundee, oksigen yang dihirup oleh Ben membantu tubuhnya memperbaiki sel dan jaringan agar beregenerasi. "Ini bukti bahwa sel-sel otak dapat dihidupkan kembali dengan cara dirangsang oleh sel-sel saraf baru yaitu regenerasi," papar Prof Philip. detik.com

Blog Archive