Tuesday, April 14, 2015

[Mirip Hasil Diskusi De Ep] Kegagalan Pemerintah versi Pengamat Politik

Jakarta - Presiden Jokowi mengundang sejumlah pengamat politik untuk makan siang bersama di Istana Negara. Sejumlah hal penting dibahas dalam pertemuan itu.

Salah satu pengamat politik yang diundang adalah Thamrin Amal Tomagola. Pria yang juga dikenal sebagai Sosiolog UI ini merasa diundang karena dukungannya kepada Jokowi di Pilpres 2014.

"Ada sekitar 12-15 orang duduk di meja panjang. Kurang lebih yang hadir ini seperti yang pernah kumpul waktu itu. Waktu itu para pengamat ini pernah juga dikumpulkan, dulu saat Jokowi sudah terpilih, tapi belum dilantik. Saya bilang, wah ini orang-orang yang dulu," tutur Thamrin saat berbincang dengan detikcom, Selasa (14/4/2015).

Selain Thamrin, beberapa pengamat yang hadir, yaitu Ikrar Nusa Bhakti, Hanta Yudha, Nico Harjanto, Philip Vermonte, Dodi Ambardi, Muhammad Qodari, Syamsudin Harris, dan Yunarto Wijaya.

Thamrin menuturkan setidaknya ada 6 poin yang disampaikan para pengamat ke Presiden Jokowi. Pertama adalah soal fokus kerja Kabinet Kerja yang dirasa para pengamat terlalu menitikberatkan pada kerja-kerja ekonomi dan mengabaikan sektor lain.

"Pertama, dia kerja, kerja, kerja, tetapi yang dia kerjakan banyak hal yan ekonomi. Sedangkan yang non ekonomi, seperti politik, sosial, penegakan hukum, usaha meningkatkan toleransi dalam kemajemukan kurang mendapat perhatian dari Pak Jokowi," kata Thamrin.

"Padahal, ini sekaligus yang kedua, para investor, orang-orang yang berusaha di bidang ekonomi justru sangat peduli pada hal penegakan hukum, politik tingkat toleransi dalam kemajemukan. Mereka menjadi was was, pemerintah sekarang bisa bertahan hingga lima tahun nggak. Pada akhirnya hal-hal tadi mempengaruhi upaya ekonomi," sambungnya.

Poin ketiga, para pengamat mempertanyakan komitmen Jokowi ke program-program pro rakyat kecil. Para pengamat mengingatkan bahwa Jokowi adalah presiden pilihan rakyat yang harus mengutamakan rakyat.

"Pak Jokowi sebenarnya Presiden pilihan rakyat. Dari presentasenya saja, memang untuk jadi capres harus diukung oleh parpol, tapi perolehan suara oleh relawan dan rakyat lebih besar dari yang diperoleh parpol. Pada saat sekarang kondisi ekonomi diwarnai kenaikan BBM, dan harga-harga yang lain, kemudian kelangkaan beras, yang terkena pertama itu rakyat kecil, rakyat kecil pasti bertanya-tanya kenapa belum ada hasil yang kita nikmati," ujar Thamrin.

Menyambung peringatan itu, poin keempat yang disampaikan oleh pengamat adalah usul agar Jokowi mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali bantuan uang tunai, seperti bantuan langsung tunai di era SBY. "Supaya ada sedikit hiburan saat harga-harga naik," tutur Thamrin soal pendapat sejumlah pengamat di pertemuan itu.

Poin kelima yang disampaikan oleh para pengamat adalah soal kepedulian soal perlakuan terhadap Jokowi di Kongres PDIP. Salah seorang pengamat menyampaikan protes terhadap perlakuan PDIP yang menyebut Jokowi sebagai petugas partai.

"Ikrar (Nusa Bakti -red) yang paling vokal menyampaikan keprihatinan bahwa pilihan rakyat, pilihan kita semua yang persentasenya lebih dari 50 persen diperlakukan seperti itu oleh parpol yang perolehan suaranya hanya 19 persen. Mendengarkan itu Pak Jokowi mengangguk-ngangguk, dia biarkan dulu kita semua bicara," ucap doktor di bidang sosiologi media ini.

Poin ke enam yang disampaikan pengamat adalah paparan hasil survei dari tiga lembaga survei yang direkturnya hadir dalam pertemuan itu. Menurut ketiga lembaga survei, rakyat tidak terlalu memahami kerja-kerja yang sudah dilakukan pemerintahan Jokowi karena informasi soal kinerja pemerintah tidak tersampaikan dengan baik.

"Jadi usaha-usaha ekonomi yang diusahakan selama ini, seperti jembatan trans sumatera, tol laut, pelabuhan, tidak terlalu dikemas dengan baik untuk disampaikan kepada publik, sehingga publik tidak mendapat informasi yang cukup dan kurang mengapresiasi yang sudah dilakukan. Komunikasinya kurang bagus, informasi yang didapat tidak sepenuhnya," ujar Thamrin soal presentasi survei tiga lembaga survei tersebut.


Ceboker silakan berkaca


Hater boleh bergembira
:getok1:

Celeng..? Mati aja
:cekakakan1:

Blog Archive