Tuesday, February 10, 2015

Hari Valentine Menakutkan Bagi Penderita Gangguan Kecemasan Sosial

Hari Valentine Menakutkan Bagi Penderita Gangguan Kecemasan Sosial

Bagi orang kebanyakan momen Hari Valentine adalah waktu untuk menunjukan kasih sayang dan bersantai dengan orang terkasih, tapi bagi sebagian orang Hari Kasih sayang itu justru membuat mereka tertekan dan cemas. Demikian hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh seorang pakar psikologi di Australia Barat.

Associate Professor Peter McEvoy dari Sekolah Psikologi, Universitas Curtin mengatakan Hari Kasih Sayang kerap menjadi moment yang menyiksa dan menakutkan bagi mereka yang menderita Gangguan Kecemasan Sosial atau SAD.

"Perayaan Hari Kasih Sayang membuat mereka sulit untuk bertemu dengan orang lain. Meskipun penderita Gangguan Kecemasan Sosial juga ingin memiliki hubungan khusus dengan seseorang, tapi momen ini membuat mereka sulit mengenal seseorang dengan baik untuk membangun sebuah hubungan personal yang bagus," papar Profesor McEvoy.

Menurut McEvoy Hari Valentine bisa menjadi pengingat yang gamblang tentang kesulitan atau ketidakmampuan mereka dalam menjalin hubungan.

"Tampaknya Hari Valentine seperti menyoroti kekurangan yang dirasakan," katanya.

"Kalau saya sebagai penderita SAD sedang di rumah sendirian dan memikirkan Hari Valentine seperti apa yang ada di media sosial, dimana Hari Kasih Sayang bagi orang di luar sana adalah waktunya untuk bersenang-senang dengan orang terkasih dalam hidup mereka, maka pikiran semacam itu akan semakin meningkatkan rasa kesepian dan terisolasi yang saya rasakan,"

"Karenanya Hari Valentine bisa menjadi pemicu kecemasan bagi penderita Gangguan Kecemasan Sosial dan mereka bisa mengalami reaksi yang parah,"

Karenanya menurut McEvoy di moment Hari Kasih Sayang atau Valentine semacam ini media sosial menjadi semacam pedang bermata dua bagi orang-orang dengan kecemasan.

"Di satu sisi, lewat media sosial hanya dengan sekali klik, orang dapat memiliki hubungan dengan orang-orang lain yang jumlahnya mungkin jauh lebih banyak dari yang pernah mereka lakukan di masa lalu," katanya.

"Tapi di sisi lain, orang biasanya mengunggah moment bahagia mereka secara online yang tanpa sadar itu dapat membuat kita semua merasa tidak mampu, terutama bagi penderita SAD, hal ini dapat membuat perbedaan yang sangat mencolok antara hubungan yang mampu dinikmati oleh orang lain dengan mereka yang terisolasi, sendiri dan kesepian" .

Mc Evoy meyakini situs kencan online merupakan langkah awal yang baik untuk penderita kecemasan berinteraksi dan bertemu dengan orang dalam lingkungan yang nyaman.

Namun dia memperingatkan kalau interaksi itu dilakukan dalam kondisi yang terisolasi maka itu dapat mempertajam masalah kecemasan yang dialami.


"Jika penderita hanya berhubungan dengan kenalan mereka di situs kencan online, resikonya adalah mereka tidak akan mendapatkan situasi sosial yang beragam yang mampu menolong mereka membangun rasa percaya diri terhadap kemampuan sosial mereka," papar McEvoy.

"Mereka bisa menyangkal atau menghindari kesempatan untuk membuktikan kalau mereka mampu mengatasi kecemasan mereka,'

Sebuah kajian perilaku saat ini sedang dilakukan bagi penderita Gangguan Kecemasan Sosial di Klinik Psikologi Dewasa.

Baca Juga:

- Kebiasaan Perempuan Zaman Dulu Ternyata Sangat Mengerikan



- 6 Keunikan Indonesia Yang Tidak Akan Ada di Luar Negeri

- Satudarah, Geng Motor Maluku Penguasa Jalanan Belanda

- 5 Orang Seleb Bule yang Fasih Berbahasa Indonesia

- Pegawai Wanita di Inggris Wajib Bugil, Gaji Rp 200 Juta

Blog Archive