Sunday, March 15, 2015

"Mereka Menyebut Saya Perempuan Paling Buruk Rupa Sedunia"


Lizzie Velasquez kerap dirundung atau dibully karena penampilan fisiknya.

Seorang perempuan, yang terus-menerus dirundung dan dilecehkan karena penampilan fisiknya, membuat perubahan dan menginspirasi jutaan orang.

Ketika Lizzie Velasquez berusia 17 tahun, dia menyaksikan sebuah video di laman YouTube berjudul "Perempuan Paling Buruk Rupa Sedunia". Video berdurasi delapan detik dan ditonton sebanyak 4 juta kali itu ternyata menampilkan dirinya.

"Saya terkejut. Namun, yang paling membuat saya mual ialah saat saya mulai membaca komentar-komentar video tersebut," kata Velasquez, mengenang kejadian sembilan tahun lalu.

Salah seorang menulis, "Mengapa orangtuanya memelihara dia?". Lainnya, menulis, "Bakar dia sampai mati". Beberapa orang bahkan menyarankan Lizzie bunuh diri dan mengatakan mereka akan buta jika melihatnya secara langsung di jalan. Komentar-komentar yang berjumlah ribuan tersebut membuat Lizzie gemetar.
"Saya menangis beberapa malam. Sebagai seorang remaja, saya berpikir hidup saya selesai. Saya tidak bisa membicarakannya dengan orang lain," ujarnya.

Lizzie memang terlahir berbeda. Ketika muncul ke dunia, bobotnya hanya mencapai 1,2 kilogram. Kini, pada usia 26 tahun, berat tubuhnya mencapai 27 kilogram.

Lizzie mengidap sindrom marfan dan lipodystrophy. Kedua sindrom itu mengakibatkan dia tidak bisa menaikkan bobot tubuh, seberapa pun makanan yang dia asup. Karena badannya tidak mampu menyerap gizi, tulangnya mudah patah dan sulit pulih bila terkena infeksi.

Di rumah sakit, dia kerap menjalani operasi, mulai dari operasi mata, telinga, hingga kaki. Mata kanan Lizzie sama sekali tidak bisa digunakan untuk melihat, sedangkan mata kirinya rusak.

Kondisi tersebut mengakibatkan penampilan fisik Lizzie berbeda. Akibatnya, dia kerap dirundung atau di-bully oleh teman-temannya dan orang yang tidak mengenalnya.
Penuh cinta

Namun, di rumah, Lizzie dipenuhi oleh cinta kedua orangtuanya, Rita dan Lupe. Sejak Lizzie lahir, mereka tidak pernah menyesali penampilan putri mereka.

Karena dorongan orangtuanya juga, Lizzie mampu berpikir positif meskipun dia dirundung dan dilecehkan. Kekuatan itulah yang mampu membuat Lizzie mampu tersenyum, berbuat baik kepada sesama, serta memaafkan mereka yang menghujatnya.

"Saya tidak tahu apa yang dialami orang-orang yang merundung saya. Ketika hidup saya kadang-kadang terasa sulit, mungkin mereka mengalami yang lebih buruk," ujarnya.

Bertolak dari sikap positif itu, Lizzie memutuskan untuk membuat perubahan. Dia menciptakan saluran YouTube dan membuat khalayak tahu siapa dia sebenarnya sekaligus menyemangati orang lain untuk lebih percaya diri bagaimanapun penampilan mereka. Kini, saluran YouTube Lizzie dilanggan oleh 240.000 orang.
Kampanye

Saat ini Lizzie juga berkampanye dengan Tina Meier, seorang ibu yang putrinya bunuh diri akibat dirundung di dunia maya, untuk mendorong parlemen Amerika Serikat menyusun undang-undang federal anti-perundungan. Melalui undang-undang itu, Lizzie berharap semua sekolah diwajibkan menindak tegas aksi perundungan.

Kisah hidup Lizzie tersebut dirangkum dalam film dokumenter berjudul A Brave Heart: The Lizzie Velasquez Story. Sara Hirsch Bordo, sutradara film tersebut, mengatakan, film itu sejatinya ditujukan bagi semua orang yang pernah dan sedang dirundung.

"Pengalamannya dalam melawan permusuhan dan mampu tampil seperti sekarang ialah kisah universal. Melalui keterbukaan Lizzie di YouTube dan forum lainnya, jelas orang-orang haus akan sebuah kisah di mana seseorang bangkit dan berhenti menjadi korban lalu membuat perubahan," kata Bordo.

Film dokumenter Lizzie Veleasquez kini diputar dalam festival South by Southwest atau SXSW di Austin, Texas, AS. kompas.com

Blog Archive