Wednesday, April 15, 2015

Demo Buruh Jangan Sampai Menganggu Iklim Investasi

Aksi-aksi buruh pada peringatan Hari Buruh Internasional beberapa tahun silam terjadi di beberapa wilayah Indonesia yang menyasar ke kawasan industri telah berdampak meresahkan tak hanya kalangan pengusaha, tetapi juga kaum buruh. Karena, para buruh dalam aksinya sering melakukan sweeping ke pabrik-pabrik, memaksa sesama buruh yang tengah bekerja untuk meninggalkan pekerjaannya dan bergabung dalam aksi mereka. Aksi sweeping tersebut telah melampaui batas, dan sangat merusak iklim investasi. Namun saat ini pada peringatan Mayday yang sdah menjadi hari libur nasional, hendaknnya buruh dapat memanfaatkannya untuk hal yang baik guna menjamin iklim perekonomian tetap kondusif dan kesejahteraan buruh dapat meningkat.

Kalangan serikat buruh sendiri menganggap aksi sweeping itu di luar koridor gerakan buruh nasional. Kalau kaum buruh tidak puas dengan pengusaha, penyelesaiannya harus dilakukan melalui lembaga bipartite yaitu pertemuan antara pengusaha dan pekerja. Jika lembaga ini buntu, selanjutnya melalui lembaga tripartit yakni pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Bila lembaga ini juga macet boleh melakukan unjuk rasa. Dalam berunjuk rasa harus sesuai dengan koridor, tidak boleh memaksakan kehendak dengan memaksa pekerja lain yang tengah bekerja untuk meninggalkan pekerjaannya dan bergabung dalam aksi unjuk rasa.

Aksi demo buruh yang marak terjadi dengan melakukan mogok kerja dan sweeping akan memukul iklim investasi nasional. Investor akan melihat Indonesia bukan sebagai negara yang kondusif untuk menanamkan modal mereka. Padahal, datangnya investasi akan menyerap tenaga kerja sekaligus menekan angka pengangguran nasional.

Di seluruh dunia, buruh berdemonstrasi itu sah-sah saja. Namun, dalam koridor yang telah ditentukan dan jangan sampai menghambat produksi. Jika, kalau produksi terhambat, mereka (buruh) akan jobless (menganggur). Ini pertanda semua saling membutuhkan.

Blog Archive