Tuesday, April 14, 2015

Mistry, Harga Minyak Kelapa Sawit Akan Merosot Ke Posisi Terendah Enam Tahun

Harga minyak kelapa sawit, minyak goreng yang paling banyak digunakan di dunia, mungkin akan merosot ke posisi terendah enam tahun dikarenakan cadangan yang menumpuk di negara-negara produsen, demikian laporan Dorab Mistry, Direktur Godrej International Ltd.

Mistry, Harga Minyak Kelapa Sawit Akan Merosot Ke Posisi Terendah Enam Tahun

Harga minyak kelapa sawit di bursa berjangka di Kuala Lumpur dapat mundur ke 1.900 ringgit (US $ 512) per metrik ton, level yang terakhir terlihat pada bulan Maret 2009, demikian pernyataan Mistry yang disampaikan dalam sambutannya yang disiapkan untuk konferensi di Beijing. Harga akan diperdagangkan antara 2.100 dan 2.300 ringgit hingga Mei mendatang, dibawah perkiraan yang dikeluarkan pada bulan Maret lalu yaitu di harga 2.500 ringgit.

Harga kelapa sawit, yang digunakan dalam segala hal, mulai dari bahan bakar sampai mie instan dan permen, turun 19 persen dalam satu tahun terakhir akibat anjloknya harga minyak bumi yang memotong daya tarik minyak goreng sebagai biofuel dan sebagai pasokan global kedelai naik ke rekor. Sedangkan output di Malaysia, penumbuh terbesar setelah Indonesia, mungkin terus menurun sampai Juni, pemulihan pada semester kedua akan meningkatkan tekanan atas stok dan harga, kata Mistry.

Harga jatuh dalam tiga dari empat tahun terakhir akibat produksi yang mencapai rekor di Indonesia dan Malaysia, yang menyumbang 86 persen dari pasokan global. Hari Senin kemarin, harga minyak kelapa sawit di bursa berjangka ditutup pada 2.131 ringgit, sudah turun 6 persen untuk tahun ini.

Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago merosot pada bulan Januari ke level terendah sejak 2008, pemotongan premi untuk kelapa sawit untuk hampir setengah rata-rata dalam lima tahun terakhir, demikian data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Penurunan harga minyak kedelai mendorong pembeli dari India, Tiongkok dan Iran bergeser dari minyak sawit.

Minyak sawit turun karena Indonesia gagal melaksanakan program biodiesel, kata Mistry. Harga mungkin reli jika BUMN PT Pertamina mengumumkan tender untuk membeli minyak sayur untuk menjalankan mandat biodiesel, katanya. Demonstrasi akan dilihat oleh investor sebagai kesempatan untuk menjual, katanya.

Indonesia akan memberlakukan pungutan ekspor untuk mendanai subsidi biodiesel, penanaman kembali, penelitian dan pengembangan, yaitu $ 50 per ton untuk kelapa sawit dan $ 30 untuk produk olahan mulai bulan ini, yaitu sejak tanggal 4 April. Mulai bulan April ini juga, Indonesia juga mengangkat mandat biodiesel campuran menjadi 15 persen, naik dari 10 persen sebelumnya yang diharapkan dapat mendorong permintaan sawit sebesar 2 juta ton tahun ini, demikian perkiraan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.

Produksi di Malaysia, yang sudah turun sebesar 920.000 ton dalam empat bulan sampai Februari lalu diperkirakan akan terus menurun sampai Juni karena siklus biologis pohon dan siklus panen yang rendah. Produksi di Malaysia akan mencapai total 19,7 juta ton tahun ini, sementara output di Indonesia akan berada di 31,5 juta ton.

Mistry, Harga Minyak Kelapa Sawit Akan Merosot Ke Posisi Terendah Enam Tahun

Produksi kelapa sawit Malaysia turun 12 persen dalam tiga bulan sampai Maret lalu, yaitu menjadi 3,78 juta ton dari tahun sebelumnya. Sementara itu untuk bulan Maret saja, produksi naik 7 persen dibandingkan produksi bulan Februari.

Mistry memperkirakan harga perdagangan Brent antara $ 50 dan $ 70 per barel, dengan asumsi dolar yang kuat dan tanaman kedelai AS yang normal. Harga kedelai bisa turun di bawah $ 9 per bushel dan mungkin mendekati $ 8 jika ada panen besar di AS, katanya.

Blog Archive