Tuesday, April 14, 2015

Studi : Merokok Menyebabkan Atrofi Otak

Studi : Merokok Menyebabkan Atrofi Otak
Hampir semua orang tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, dapat menyebabkan berbagai penyakit serius dan kanker. Namun, penelitian terbaru menemukan merokok juga menyebabkan atrofi otak.
Menurut situs Liveinthenow.com bahwa karena atrofi (penyusutan) otak dapat meningkatkan risiko terkenanya penyakit Alzheimer dan penyakit skizofrenia, serta beberapa penyakit lainnya. Maka hasil penelitian tersebut cukup kuat untuk menunjang alasan menghentikan kebiasaan merokok bagi pecandunya. Pengaruh merokok bagi otak

Merokok diketahui memiliki dampak negatif pada otak, karena nikotin akan mengubah komposisi kimia dari otak. Menimbulkan pembekuan darah di otak atau pecahnya pembuluh darah, sehingga menaikkan risiko terkena stroke. Merokok berbahaya bagi kesehatan bukan sesuatu yang baru, namun studi terbaru yang dilakukan bersama oleh McGill University dan University of Edinburgh menemukan bahwa, merokok dapat menyebabkan penipisan korteks pada permukaan otak.

Yang pasti adalah korteks serebral merupakan bagian penting untuk menghasilkan fungsi dasar otak yang berkaitan dengan memori, persepsi dan bahasa. Para ahli menemukan bahwa penipisan korteks juga menyebabkan penurunan fungsi keseimbangan, penyakit Alzheimer dan penyakit skizofrenia.

Para ahli melakukan penelitian terhadap 500 orang perokok, bukan perokok dan mantan perokok yang memiliki usia rata-rata 73 tahun. Hasil yang diperoleh dari penelitian itu adalah, Terbukti merokok menimbulkan penipisan pada korteks serebral otak, bahkan setelah berhenti merokok, kerusakaan itu masih tetap berlangsung sampai bertahun-tahun, termasuk penurunan kognitif secara umum dan masalah yang berkaitan dengan ingatan/memori.

Otak memiliki kemampuan untuk memperbaiki fungsi diri

Hal yang melegakan adalah otak ternyata memiliki kemampuan untuk memperbaiki fungsi diri yang telah mengalami penurunan meskipun membutuhkan waktu tidak cepat. Ahli menemukan bahwa mantan perokok dapat memperbaiki sendiri kondisi keausan pada korteks serebralnya meskipun tidak banyak. Tetapi besar kecilnya kemampuan itu berkaitan erat dengan jumlah rokok yang dihisap dan lamanya kecanduan di masa lalu. Pemulihannya akan berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak mungkin pulih sepenuhnya.

Bagi mereka yang sejarah merokoknya masih singkat atau merokok di bawah rata-rata orang memiliki kemampuan pemulihan fungsi lebih besar daripada yang pecandu berat. Tetapi tak peduli soal sejarah merokok seseorang, yang paling penting adalah segera berhenti merokok agar pemulihan fungsi bisa berjalan lebih efektif.

Berhenti merokok adalah cara yang paling baik

Pemimpin penelitian tersebut Sherif Karama mengatakan bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan alasan untuk menghentikan kebiasaan merokok seseorang.

Ia mengambil contoh ibu mertuanya yang selalu gagal untuk menghentikan kebiasaan merokoknya, langsung berhenti merokok di hari kedua setelah hasil studi ditunjukkan kepadanya. Tentu saja, menghentikan merokok tidak mudah bagi satu sama lain walaupun mereka punya keinginan.

Penelitian ini sekali lagi mengingatkan bahaya merokok bagi kesehatan. Jika Anda atau siapa saja yang ada di sekeliling Anda ingin berhenti merokok, sebaiknya mempertimbangan hasil penelitian ini. Mudah-mudahan cukup meyakinkan mereka untuk mengatasi kesulitan dan berhenti merokok.

Untuk menjaga agar otak selalu berada dalam kondisi muda, maka perlu dimulai dari berhenti merokok. Meskipun untuk menghentikan kebiasaan itu tidaklah mudah, tetapi jika berkelanjutan pasti akan berhasil.

Blog Archive