Wednesday, January 14, 2015

Kenali Penyebab & Solusi Anak Gemar Memukul

Kenali Penyebab & Solusi Anak Gemar Memukul

ANDA Anda yang berusia 15 bulan seringkali menendang, memukul, bahkan menangis tanpa sebab. Perlukah Anda menghukumnnya? Mengapa dia berperilaku seperti itu? Bagaimana cara mengubah kebiasaannya?

Psikolog Fabiola, P Setiawan, M. Psi, mengatakan bahwa pada masa batita, beberapa perilaku seperti memukul atau menendang memang sering terlihat. Pada masa ini, anak sedang mengalami masa transisi.

"Di satu sisi ia ingin mandiri, namun di sisi lain ada beberapa keterampilannya yang belum berkembang sempurna, seperti keterampilan berkomunikasi," katanya.

Belum terampilnya batita berbicara mendorong lingkungan tidak selalu dapat segera memahami keinginannya. Menurutnya, ini membuat batita merasa kesal dan menyalurkannya melalui perilaku menendang atau memukul. Perilaku ini bisa juga muncul karena anak butuh perhatian dari lingkungan atau sebagai cara anak untuk mendapatkan keinginannya.

"Untuk memahami anak, Anda harus menelusuri penyebab ia berperilaku demikan. Bisa jadi anak mengantuk, lapar, meniru perilaku di lingkungan sekitar, dan kurangnya kesempatan untuk mengeksplorasi dunianya dan menyalurkan emosi dengan tepat," jelasnya.

Orangtua sebaiknya tidak langsung menyikapinya dengan menghukum atau menyetrap bila perilaku batita suka menendang, memukul atau menangis. Masih ada beberapa cara yang jauh lebih tepat untuk menyikapinya, antara lain:

Buat aturan

Orangtua dapat mulai membuat aturan mengenai perilaku yang diharapkan dan tidak diharapkan. Berikan aturan tersebut secara terperinci, bisa dalam bentuk gambar yang menunjukkan perilaku baik/perilaku sopan. Kemudian tempelkan gambar-gambar tersebut di area yang mudah terlihat oleh anak.

Selain itu, orangtua juga bisa memberikan aturan dalam bentuk verbal yaitu berupa instruksi, misalnya “Kalau Adik menendang atau memukul benda yang keras, kaki atau tangan Adik akan sakit” sehingga anak dapat memahaminya dengan baik.

Beri contoh

Jika anak tetap menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan, seperti tetap memukul, menendang atau menangis tanpa sebab, berilah peringatan atau penjelasan bahwa perilaku tersebut tidak baik. Contohkan perilaku yang baik untuk menyikapi situasi yang membuat anak merasa tidak nyaman. Misalnya, mengganti berteriak dengan bernyanyi, memukul dengan melempar bola ke keranjang, menendang dengan menendang bola, atau menceritakan dengan kata-kata yang tepat dan sederhana mengenai hal yang dirasakannya itu.

Luangkan waktu bersama

Alokasikan waktu yang cukup dan berkualitas bersama anak. Berusahalah untuk mendengarkan dan memahami kebutuhannya dengan mengajarkan beragam cara berkomunikasi sehingga anak dapat mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya secara utuh. Misalnya melalui kata–kata sederhana, melalui gambar-gambar yang mewakilkan perasaannya, atau melalui gerak tubuh.

Berikan contoh perilaku yang diharapkan agar batita dapat menirukannya. Secara rutin ajak batita bermain dan membacakan dongeng yang berdampak positif bagi perkembangan emosinya.

Berikan apresiasi

Setelah anak menunjukkan perilaku yang diharapkan, sebaiknya orangtua senantiasa memberikan apresiasi, misalnya, memuji anak secara sederhana dan tidak berlebihan. okezone.com




Blog Archive