Sunday, January 18, 2015

[Rezim Pe"i] Ngebedain Kurir Ama Gembong Aja Kagak Bisa Udah Maen Eksekusi Ae..

Inilah Surat Wasiat Namaona Denis Sebelum Besok Ditembak




TRIBUNPEKANBARU.COM, CILACAP - Terpidana mati kasus narkoba, Namaona Denis menitipkan surat wasiat melalui istrinya, Dewi Retno Atik, untuk dibacakan di hadapan wartawan yang meliput persiapan eksekusi.

Surat wasiat itu ditulis tangan oleh Namaona Denis saat dikunjungi istrinya di ruang isolasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/1/2015).

Berikut isi surat Namaona Denis yang dibacakan istrinya didampingi kuasa hukumnya, Choerul Anam, di halaman Dermaga Wijayapura (tempat penyeberangan menuju Nusakambangan, red.), Cilacap.

Assalamualaikum. Saya Namaona Denis...orang miskin yang bangkrut dan terpaksa menjadi kurir.
Saya bukan bandar narkoba. Kepada Bapak Presiden dan seluruh rakyat Indonesia, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan saya karena sebagai manusia, saya tidak lepas dari kesalahan.

Perubahan hukuman saya dari seumur hidup menjadi pidana mati telah 14 tahun merampas keadilan yang sampai saat ini saya perjuangkan.

Saya mohon kepada masyarakat memahami perjuangan saya memperoleh keadilan agar tidak ada orang lain mengalami perlakuan seperti saya. Karena ternyata berkelakuan baik dan patuh pada aturan hukum di negara ini saja tidak cukup untuk memperoleh keadilan.

Karena itu, melalui surat ini, saya masih terus memperjuangkan keadilan yang tidak pernah saya dapatkan.
Dan atas nama saya dan keluarga, berkali-kali saya memohon ampun kepada Alloh dan meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

Wassalam mualaikum warohmatulohi wabarokatuh. Demikian isi surat yang ditulis dan ditandatangani Namaona Denis.

Usai membacakan surat tersebut, istri Namaona Denis mengatakan bahwa pihaknya juga meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kesalahan suaminya.

"Saya berharap kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bisa mendoakan suami saya. Saya mohon, suami saya adalah orang yang baik," kata dia yang terlihat meneteskan air mata.

Ia mengharapkan Presiden Republik Indonesia untuk tidak menyamakan antara kurir dan gembong.
Menurut dia, semua terpidana mati yang akan dieksekusi bukanlah gembong dan tidak pantas untuk dieksekusi.

Ia mengaku kecewa kepada Presiden Joko Widodo karena tidak mencermati isi grasi yang diajukan dengan tendensi sertifikat kelakuan baik yang dikeluarkan oleh Lapas Tangerang.

Sementara itu, kuasa hukum Namaona Denis, Choerul Anam mengatakan bahwa pelaksanaan eksekusi mati terhadap Namaona Denis harus ditunda karena ada proses hukum yang sedang berjalan.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah mengajukan gugatan melawan hukum ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Bahkan, lanjut dia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengeluarkan surat rekomendasi agar pelaksanaan eksekusi terhadap Namaona Denis ditunda hingga adanya putusan atas gugatan tersebut.

Kejaksaan Agung akan mengeksekusi lima terpidana mati kasus narkoba di Pulau Nusakambangan pada Minggu (18/1) dini hari.

Lima terpidana mati yang akan dieksekusi, yakni Ang Kim Soei (62) warga Negara Belanda, Namaona Denis (48) Warga negara Malawi, Marco Archer Cardoso Mareira (53) warga negara Brasil, Daniel Enemua (38) warga negara Nigeria, dan Rani Andriani atau Melisa Aprilia (38) warga negara Indonesia.

Selain itu, Kejaksaan Agung juga akan mengeksekusi mati terpidana mati kasus narkoba lainnya, Tran Thi Bich Hanh (37) warga negara Vietnam di Boyolali, Jawa Tengah. (*)

<><><>OO<><><>
Konon katanya yang pengeksekusian ntuh untuk efek jera, tapi gimana mau jera kalo yang di eksekusi cumen kelas ecek2nya doang dari kartel narkoba ntuh sendiri? karena yang dieksekusi dinihari tadi hanya pelaksana aka kurir doang, sedang biangnya kagak satupun yang ikut di dor..ada perbedaan signifikan antara kurir dan gembong menurut versi gw; kalo kurir ketangkep karirnya akan habis saat itu juga, sedang gembong meski ketangkep dan di bui yang bersangkutan masih bisa mengoperasikan bisnis haramnya ntuh dibalik jeruji besi, nah kalo yang bandel kek ntuh baru pantes untuk sukabumikan..

gegara blunder Polri 1 ampe segala issu dikeluarin semua ; mulai dari foto 'maksa'nya ketua KPK, mengganti Bareskrim dadakan dengan loyalis BG pula, nguber teroris ampe ke hutan [Poso], dan dinihari tadi; mengeksekusi tanpa pandang bulu dan tanpa pandang kadar kesalahan yang diperbuat oleh pelaku, kek kejar tayang ae..duasar rezim Pe'i [Pengalihan Issu]..

Blog Archive