Saturday, January 17, 2015

Titik Balik Joko Widodo

Titik Balik Joko Widodo
Sabtu, 17 Januari 2015 | 08:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Hanya dalam waktu tiga bulan sejak dilantik, Presiden Joko Widodo mampu mengalihkan dukungan rakyat menjadi kemarahan gara-gara penunjukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Polri, sementara pada saat yang berdekatan juga ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR dan dinyatakan lolos, kini pilihan bagi Joko Widodo tinggal melantiknya dan menghadapi kemarahan lebih besar lagi.

Penolakan atas Budi Gunawan sudah bergaung dengan petisi daring di situs Change.org yang digulirkan Kepala Divisi Hukum dan Monitoring Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho dan sudah mendapatkan 28.000 lebih pendukung. Petisi tersebut meminta agar Joko Widodo membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Puncaknya adalah munculnya tagar #ShameOnYouJokowi yang diramaikan para pengguna media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung sejak pemilihan presiden. Tagar ini sempat masuk ke daftar topik tren dunia meski hanya satu hari, yang berdasarkan analisis Topsy sudah disebut sebanyak 16.000 kali sejak pertama kali mengemuka pada Kamis (15/1).

Hal yang menarik, tagar ini sebelumnya dipakai oleh para pengguna yang dikenal memiliki posisi berseberangan dengan Joko Widodo. Tagar ini juga pernah mengemuka sewaktu Joko Widodo memutuskan untuk mengalihkan subsidi bahan bakar minyak dan berakibat pada unjuk rasa di sejumlah daerah. Tagar #ShameOnYouJokowi merupakan gubahan dari tagar #ShameOnYouSBY yang pernah dipakai untuk mengkritik kebijakan SBY terkait pemilihan kepala daerah oleh legislatif.

"Begitu banyak pendukung n relawan Jokowi yg suarakan penolakan terbuka thd BG. Mrk pemilih kritis, tak me-Nabi-kan JKW. Catat!" tulis @sahal_AS.

Ada pula akun @taufik_banten yang berkomentar bahwa tagar ini muncul karena Jokowi tak berdaya menghadapi tekanan partai politik dalam memutuskan calon Kapolri. Begitu pula akun @ekamara16 yang meminta Presiden untuk konsisten menerapkan pemerintahan yang dibangun dari akuntabilitas dan partisipasi publik.

"Selamat pagi pak jokowi... sudah cukup tidur? Nalar sudah sehat? Urat nyali dah balik? Semoga ada waktu utk baca headline kompas pagi ini..." tulis akun @yunartowijaya.

Sikap berbeda diambil oleh sebagian pengguna yang masih meyakini Jokowi melakukan hal yang terbaik. Menggunakan tagar #JokowiSide, jumlahnya kalah banyak dengan penyebutan 2.000 kali dalam durasi yang sama. Salah satunya akun @eka4liong dengan cuitnya "Paaakkk aku deg deg an lho menunggu action muu #JokowiSide #JokowiSide."
Baguslah masih banyak pendukung jokowi dulu yang tidak menabikan jokowi dan berani menunjukkan kekecewaan mereka dan kritis.

Berani untuk tidak membela dan mencari kambing hitam sana sini dan menunjuk sana sini untuk menutupi kebobrokan sang idola.

Dalam 3 bulan saja, sudah ada noda yang telah dibuat dan akan bertahan selamanya dibenak para pendukung jokowi.

Sekarang semua orang sudah mulai sadar, pengaruh mbok dan brewok yang begitu menggila seakan telah membenarkan bahwa isu jokowi boneka tidak sepenuhnya salah.

Blog Archive