Sunday, March 22, 2015

batu akik Fire Opal, Akik Wonogiri yang Mulai Mencuat dan Berharga Puluhan Juta Rupia

Wonogiri Tren batu hias yang sedang melanda seluruh lapisan warga masyarakat, direspons oleh salah satu kawasan produsen batu mulia di tanah air. Kabupaten Wonogiri, Jateng sedang gencar mempromosikan batu mulia khas daerah pegunungan batu tersebut.


Batu itu adalah Batu akik fire opal, jenis batu mulia yang masuk dalam kategori permata. Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, bertekad memasarkan batu mulia Wonogiri tersebut sebagai batu mulia khas Wonogiri.
Menurutnya selama ini banyak orang yang salah menilai fire opal yang dikira berasal dari Pacitan, karena digarap oleh para perajin batu dari Pacitan lalu dijual ke pengguna di berbagai yang diperkenalkan sebagai batu Pacitan.
Pacitan tidak punya lahan yang di dalamnya mengandung batu fire opal. Batu tersebut hanya ditemukan di kawasan Kismantoro dan Tirtomoyo, keduanya di Wonogiri. Selama ini warga memang menjual temuan batu tersebut ke perajin di Pacitan. Sekarang kami akan mengelolanya sendiri. kami akan menunggangi gandrung batu ini secara positif, ujar Danar, Senin (23/2/2015).


Opal adalah batu mulia yang struktur bahan bakunya mampu menyebarkan cahaya. Batu fire opal atau di masa lalu sering disebut sebagai barjad api yang telah terasah sempurna mampu memantulkan sinar cahaya, sehingga terlihat hampir menyerupai nyala api (barjad api).


Ada banyak warna bebatuan opal, mulai dari jernih, putih, abu-abu, merah, jingga, kuning, hijau, biru, magenta, mawar, slat, zaitun, cokelat, dan hitam. Warna merah dan hitam disebut sebagai yang paling langka. Barjad Api dari Wonogiri adalah yang jenis merah, sehingga wajar saja kalau Danar Rahmanto sangat berambisi untuk memperkenalkannya ke seluruh dunia.


Gandrung batu ini akan kami manfaatkan untuk memperkenalkan fire opal dari Wonogiri. Kami punya obsesi besar untuk mampu menjual potensi alam kami secara maksimal. Warga di daerah tandus yang alamnya sulit untuk bertani akan kami berdayakan untuk penggalian dan produksi perhiasan batu mulia ini, lanjutnya.


Danar mengakui selama ini penambangan batu mulia di tebing-tebing gunung cadas masih dilakukan warga secara tradisional. Danar bertekad akan segera mengeluarkan peraturan bupati (Perbup) yang mengatur tentang tambang tradisional. Dalam Perbup tersebut akan diatur mengenai lokasi tambang, pelaku penambangan, keselamatan kerja, hingga proses pemasarannya.


Selain itu Pemkab juga akan segera melakukan koordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melakukan komunikasi terkait penambangan. Hal itu dikarenakan dari penambangan yang dilakukan selama ini, diketahui sebagian lokasi yang mengandung urat batu fire opal berada di lahan milik Perhutani.
Sedikit informasi, batu fire oval berkualitas baik dari Wonogiri ini berharga hingga puluhan juta rupiah.

sumber

Blog Archive