Tuesday, April 14, 2015

Bagaimana Hubungan Ilmu Perilaku dengan Marketing Sebuah Bisnis?

Dalam bisnis terutama bagian marketing, hal yang paling kita incar adalah minat dan keinginan dari konsumen. Apa yang mereka inginkan dan butuhkan harus sudah kita ketahui bahkan jauh sebelum mereka datang dan menjelaskan itu. Membaca minat dan keinginan seseorang memang tidaklah mudah. Untuk itu perlu pendekatan dengan berbagai cara dari sisi perusahaan itu sendiri. Dan berikut ini mari kita bersama mengkaji dalam sisi psikologi, bagaimana sebuah pilihan dapat berpengaruh sangat besar dalam proses memutuskan dalam sebuah bisnis.

  1. Setiap orang ingin memilih

Ingatlah itu, setiap dari kita pasti senang ketika harus memilih mana yang paling kita sukai dari apa yang kita inginkan. Begitu pula dengan customer atau pelanggan kita. Mereka akan lebih tertarik dengan apa yang kita tawarkan, bukan apa yang kita paksakan. Pilihan yang diberikan bisa berupa variasi produk, pelayanan, proses pembayaran dan lain sebagainya. Jangan hanya menyediakan satu jenis saja, karena itu akan membuat mereka merasa dibatasi. Dari sisi bisnis online sendiri kita bisa memberikan pilihan yang juga memudahkan mereka. Website toko online yang kita miliki bukan hanya bisa dibuka melalui device desktop saja, tapi harus bisa juga dibuka dari sisi mobile. Ini akan membuat mereka lebih tertarik dan mau membeli. Pilihan juga bisa kita berikan dalam bentuk hadiah atau diskon dalam beberapa momen tertentu. Ini akan membuat pelanggan menyukai apa yang kita tawarkan. Para peneliti di Columbia dan Stanford University menemukan, bahwa 40%-60% dari peserta penelitian mereka menginginkan sesuatu yang memiliki pilihan lain, dibandingkan hanya 1 saja. Dan ini memungkinkan 10 kali lipat terjadi pada pelanggan yang ingin melakukan pembelian pada bisnis kita.
  1. Mengatasi hambatan dalam komunikasi yang disampaikan

Ada kalanya kita sebagai pemilik bisnis hanya peduli pada apa yang pelanggan berikan dan kita dapatkan, tanpa kembali melihat apa yang sebenarnya mereka dapatkan dari kita. Salah satu yang terpenting adalah komunikasi. Terlebih di zaman teknologi seperti saat ini, bisnis sudah tidak serta merta harus mempertemukan penjual dan pembeli. Mereka cukup duduk menggenggam handphone kemudian melakukan transaksi secara online. Tanpa melakukan komunikasi secara langsung. Para peneliti di Nortwestern University School of Law menemukan bahwa komunikasi online memiliki efek membatasi seseorang secara persuasi. Tapi pemahaman teori bias konfirmasi dapat memberikan kita keunggulan yang lebih persuasif lagi dengan menegaskan kembali ide ide editor yang ada. Bias konfirmasi adalah sebuah kecenderungan untuk mencari atau menafsirkan informasi dengan cara yang menegaskan prasangka seseorang, namun kecenderungan ini dapat menyebabkan kesalahan dalam statistik. Sehingga dalam sebuah study penelitian di New York University menemukan, bahwa peserta yang disajikan sebuah informasi yang dikonfirmasi dalam keyakinan mereka sendiri lebih cenderung setuju dengan meninjau dan material positif. Dari penjelasan tersebut, kita bisa mulai menawarkan sebuah konten editor yang menegaskan kembali kepada audiens tentang konten Anda. Komunikasi secara online memang sangat dibutuhkan saat ini, tapi akan lebih buruk ketika mereka memberikan nilai dan arti yang salah. Untuk itu ketika kita mengunggah sebuah konten atau gambar produk, setidaknya berikan penjelasan berupa deskripsi dan rincian dari gambar itu. Jangan memberikan penjelasan yang dapat menimbulkan pertanyaan yang tidak bisa Anda jawab. Selain itu, komunikasi secara offline tentu masih sangat diperlukan. Sekalipun Anda berbisnis secara online, ada kalanya Anda harus meluangkan waktu bertemu dengan pelanggan. Anda harus tahu siapa mereka, dan mendengarkan apa yang mereka sukai dan tidak dari Anda.
  1. Mainkan emosi audiens dan pelanggan Anda

Salah satu yang tidak boleh ketinggalan saat ingin menarik perhatian audiens menjadi pelanggan adalah dengan mengikutsertakan emosi mereka. Membuat hubungan emosional atau pribadi antara kita dengan audiens bisa menjadi faktor terbesar yang menentukan konten kita berpengaruh atau tidak untuk mereka. Dalam sebuah study, Fractal meminta 60 penonton untuk melihat 1 set gambar yang ditampilkan. Para peneliti kemudian mengkategorikan hasil menggunakan Robert Plutchiks Wheel of Emotion. Temuan itu menunjukkan bahwa emosi positif menghasilkan sikap yang lebih konsisten daripada emosi negatif dalam kampanye yang kita lakukan. Keberhasilan itu masih mungkin muncul sekalipun emosi negatif memicu rasa khawatir, antisipasi dan mengejutkan. Ide yang sama dapat diterapkan dalam kampanye bisnis kita. Ketika kita menawarkan konten dengan memperluas respon emosional pembaca. Terkadang kita perlu menampilkan sebuah konten yang bahkan membuat pembaca terkejut, bingung dan khawatir. Tapi tentu saja dengan penjelasan yang mampu membuat penilaian merekan berubah dari negatif menjadi positif.
  1. Dan ingatlah bahwa Anda ingin menjual konten

Yang harus Anda sadari bahwa Anda bukan hanya menjual produk tapi juga konten. Terutama untuk bisnis online, yang akan dilihat melalui media adalah konten bukan barang asli. Sebuah pelajaran bernama AIDA dapat membantu kita mengatahui cara terbaik untuk memaksimalkan tingkat penempatan atau versi penjualan. AIDA adalah singkatan yang umum digunakan untuk menggambarkan perkembangan linear teknik persuasif dalam penjualan. Dan berikut ini penjelasan sekilas tentang AIDA:Attention: Perhatian pertama audiens jatuh pada baris subjek yang berisi tidak lebih dari 35 karakter. Singkat namun tetap menjelaskan dengan padat.Interest: Menarik minat pembaca melalui konten berupa data asli yang disajikan dalam gambar atau konten visual yang unik lainnya.Desire: Memicu keinginan audiens dengan memasukkan konten emosional yang paling dekat dengan audiens. Kemudian menegaskan kembali keyakinan audiens yang sudah terbentuk.Action: Pastikan bahwa ujung dari usaha Anda adalah panggilan untuk bertindak dengan tegas. Dan kesimpulan dari teori dasar Psikologi yang kita gunakan ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk bisnis. Ini dapat membantu tim marketing sebuah perusahaan untuk meningkatkan penempatan konten mereka. Karena setiap orang memiliki pikiran sadar dan bawah sadar yang dapat mempengaruhi keputusan kita sehari hari. Dan dengan teori ini kita dapat membantu audiens menemukan minat dalam konten kita.

sumber

Blog Archive