Harga Tembaga Asia Menguat Oleh Data Inflasi Tiongkok

Harga tembaga Comex pada sesi perdagangannya di Asia hari ini terpantau mengalami kenaikan terbatas (10/4). Harga logam industri ini mengalami penurunan pada perdagangan sebelumnya tetapi hari ini bergerak positif setelah keluar data inflasi konsumen dan produsen dari Tiongkok.

Inflasi konsumen di negara tersebut pada bulan Maret lalu berada di level 1,4 persen (y/y). Angka inflasi tersebut sama dengan inflasi yang terjadi pada bulan Februari sebelumnya. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi bahwa inflasi Maret hanya akan berada di level 1,3 persen.

Sementara itu harga di tingkat produsen pada bulan Maret lalu kembali menunjukkan penurunan. Terjadi deflasi sebesar 4,6 persen (y/y). Meskipun masih melanjutkan rentetan deflasi yang telah berlangsung selama 3 tahun tetapi deflasi riil di bulan Maret tersebut lebih kecil dibandingkan dengan proyeksi deflasi sebesar 4,8 persen.

Hari ini harga tembaga Comex untuk kontrak Mei pada perdagangan elektronik di Asia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga tembaga untuk kontrak paling aktif tersebut saat ini menunjukkan penguatan 1,10 sen atau 0,40 persen dan ditransaksikan pada posisi 2,7400 dollar per pon. Pada akhir perdagangan dini hari tadi harga tembaga Comex ditutup turun tipis sebesar 0,1 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga tembaga berjangka pada perdagangan hari ini masih berpotensi untuk mengalami pergerakan yang terbatas. Para pelaku pasar akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Tiongkok dalam mengambil keputusan dalam investasi tembaga. Tiongkok sendiri merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia.

Harga tembaga masih menghadapi level resistance kuat di posisi 2,8 dollar. Jika berhasil ditembus ada kemungkinan kenaikan akan berlanjut hingga ke level 3,0 dollar. Akan tetapi jika terjadi penurunan harga tembaga akan menghadapi level support di 2,6 dollar dan 2,5 dollar.