Thursday, April 16, 2015

Pengamat: Pola Hubungan Politik Jokowi Masih Acak

Pengamat: Pola Hubungan Politik Jokowi Masih Acak
Presiden Joko Widodo sudah menjalankan roda pemerintahan selama enam bulan. Namun, gaya kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi sorotan berbagai kalangan, terutama kaitannya dengan etika berpolitik. (Baca: Kekecewaan Indro Warkop Pada Jokowi)

Pengamat politik Gun Gun Heryanto melihat, Jokowi belum menemukan titik keseimbangan dalam melakukan kerja-kerja politik. (Baca: Presiden Pastikan 28 Kepala Negara Bakal Hadiri KAA)

"Saya melihat model pola hubungan politik masih acak, belum sampai titik keseimbangan," kata Gun Gun pada merahputih.com di DPR, Jakarta, Selasa (15/4). (Baca: Pernikahan Anak Jokowi Sederhana, Indro Warkop Ragu)

Menurut Gun Gun, Jokowi lahir dari kekuatan terfragmentasi yang cenderung mengarah pada koalisi besar partai politik. Ketika fragmentasi parpol begitu kuat, maka yang terjadi adalah model konsensus. Model ini susah diurai, karena cenderung berpola asimetris yang seringkali tidak terlihat siapa lawan dan siapa kawan. (Baca: Tempat Kerja MPS Pembunuh Janda Bohay Masih Beraktivitas)

"Jokowi belum bisa mengubah pola asimetris menjadi konsolidatif," kata dosen ilmu politik UIN Jakarta ini. (Baca: Jokowi akan Pertemukan Ahok dengan Ketua DPRD Jakarta)

Dia mencontohkan, ketika kader-kader PDIP yang seharusnya menjadi the ruling party, justru mereka bertindak sebagai oposisi. "Misal saat mengomentari kebijakan migas Jokowi atau 100 hari Jokowi," sambungnya. (Baca: Gagahnya Presiden Jokowi Saat Naik Panser Anoa )

Menurut Gun Gun, tantangan berat di depan Jokowi saat ini adalah menghadapi partai-partai yang berada di dalam kekuasaan. Selain itu, jika dikaitkan dengan kinerja kementerian, antara harapan idealitas dengan implementasi tidak ditemukan kecocokan.

"Ini wajar, masih baru awal. Apalagi Jokowi masih baru dalam lanskap politik Indonesia, dia sosok non ketum jadi presiden," tandasnya.

Sumber: Merahputih.com

Blog Archive