Wednesday, April 15, 2015

4G di Indonesia Mana Duluan, Ayam atau Telur?

Ekosistem 4G LTE yang masih muda belia di Indonesia menghadapi dilema. Mana yang harus didulukan oleh para pelaku industri untuk mendorong adopsi jaringan seluler berkecepatan tinggi itu, penyediaan jaringan 4G atau perangkat yang mampu memanfaatkannya?

"Jadinya masalah klasik chicken and egg. Apakah importir handset mendatangkan barang dulu, atau operator gelar jaringan dulu," ujar Direktur Penjualan Telkomsel Mas'ud Khamid usai acara peluncuran 4G LTE Telkomsel di Medan (12/4/2015).

"Padahal, keduanya saling memerlukan. Jaringan tanpa handset tak akan jadi duit, handset tanpa jaringan pun tak akan jadi duit," lanjut Mas'ud.

Telkomsel kini sedang berupaya meningkatkan penetrasi smartphone -termasuk model-model dengan fasilitas 4G LTE- di kalangan pelanggan jaringannya untuk mendongkrak konsumsi data.

Menghadapi dilema "ayam dan telur", operator seluler ini lantas menggandeng 30 mitra pabrikan perangkat dan distributor untuk mempromosikan produk-produk smartphone lewat berbagai cara, seperti diskon atau paket bundling khusus.

Telkomsel selaku operator seluler mengikat komitmen dengan para rekanan tersebut untuk sama-sama mendorong tingkat penetrasi smartphone di Tanah Air.

"Kita (Telkomsel dan 30 mitra pabrikan perangkat dan distributor) kemarin duduk bareng. 'Ini lho yang mau kita bangun, ini lho infrastruktur kita Nah, sekarang diubah bisnis modelnya. Yang dulu hanya impor 3G, sekarang jadi impor 3G dan 4G. Jadi ini jalan bareng, kalau tidak begitu (operator dan vendor ponsel) akan sama-sama ragu-ragu, sementara operator tidak masuk bisnis handset," terang Mas'ud.

Ponsel murah

Salah satu manfaat dari kerjasama di atas adalah harga smartphone bisa dibuat lebih bersahabat dengan kantong agar menarik minat masyarakat untuk membeli.

Mas'ud mencontohkan salah satu vendor lokal yang disebut bakal mengeluarkan model smartphone 4G LTE dengan harga kurang dari Rp 1 juta pada Mei mendatang. "Itu sudah ada pabriknya," kata dia sambil menyebut nama salah satu daerah di Jawa Tengah.

Melalui kemitraan dengan 30 vendor ponsel dan distributor ini, pihak Telkomsel berharap bisa meningkatkan pengguna smartphone di jaringannya hingga mencapai 55 juta pada 2015. Sementara pelanggan 4G ditargetkan sudah mencapai angka 2 juta pada tahun yang sama.

"Dari Februari dari akhir tahun, target pengguna smartphone kami masih kurang sekitar 16 juta. Itulah yang berusaha kami kejar dengan dukungan partner-partner tadi," ujar Vice President Pre-paid and Broadband Marketing Telkomsel Ririn Widaryani.

Soal meningkatkan penetrasi smartphone, Ririn mengatakan bahwa ada 6 kota yang menjadi fokus utama Telkomsel, yakni Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Surabaya, dan Makassar.

Operator seluler ini menargetkan jumlah pelanggan jaringannya di enam kota tersebut yang memakai smartphone sudah mencapai 23 juta sebelum lebaran Juni mendatang, dari jumlah yang tercatat saat ini sebesar 20 juta.

sumber

Blog Archive