Tuesday, March 3, 2015

Kampung Singkong, Turun Temurun Warga Tidak Memakan Nasi

Pada 1924, sesepuh masyarakat Kampung Cireundeu menjadikan singkong sebagai makanan pokok dan sejak itu anak cucu mereka pun tak pernah makan nasi.

Kampung Singkong, Turun Temurun Warga Tidak Memakan Nasi
Karena kenyataan tersebut, banyak orang menyebut daerah yang terletak sekitar 11 km dari pusat Kota Bandung itu sebagai "kampung singkong".

Kampung Cireundeu terletak di Kota Cimahi, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Jawa Barat.

Dengan luas permu****n empat hektare, kampung yang disebut sebagai kampung singkong itu dihuni oleh 330 orang dari 70 kepala keluarga.

Sebutan sebagai "kampung singkong" juga diperkuat dengan keberadaan patung singkong di gerbang kampung tersebut.

Apalagi kampung itu juga dikelilingi oleh kebun singkong seluas 20 hektare.

Mereka tidak pernah makan nasi, karena mereka memang tak pernah berurusan dengan beras.

Mereka punya rasi, kependekan dari beras singkong, yaitu olahan singkong yang mereka jadikan bahan utama makanan pokok.

Kampung Singkong, Turun Temurun Warga Tidak Memakan Nasi
Bagi masyarakat adat Cireundeu, nasi singkong tak ada bedanya dengan nasi beras.

Sebagai hasil olahan dari rasi, nasi singkong mereka makan dengan lauk pauk dan sayur seperti halnya orang yang makan nasi beras.

Menurut tokoh masyarakat Cireundeu Asep Wardiman (47), sebenarnya tak ada aturan yang mengharuskan anggota masyarakat desa adat itu untuk hanya makanan nasi singkong.

Tapi, kata Asep, mereka hidup dengan penuh kesadaran akan adat serta budaya yang diwariskan nenek moyang.

"Karena kesadaran akan budaya itulah, dengan sendirinya kami terbiasa mengikuti aturan-aturan yang diwariskan oleh nenek moyang," katanya.

Bagi mereka, nasi singkong justru

"Sedikit juga bisa mengenyangkan perut, dan kekuatan karbohidratnya lebih tahan lama di tubuh," kata Asep.

Menurut Asep, dia dan penduduk Cireundeu lainnya ingin menjaga warisan itu dengan konsisten. Maka, ketika bepergian ke luar kampung pun mereka tetap tidak makan nasi.

Orang Cireundeu selalu membawa bekal beras singkong bila bepergian. Begitu juga dengan Asep dan keluarganya. Mereka belum pernah merasakan rasanya nasi.

"Setiap bepergian istri saya selalu membekali rasi. Ini demi menjaga kebiasaan turun-temurun," kata pria pemilik perusahaan pengeboran CB Purnama Tekhnik itu.

Kebiasaan membawa bekal olahan singkong juga dijalankan oleh pemuda dari Cireundeu yang bekerja atau kuliah di kota lain.

Para "nonoman", begitu para pemuda itu disebut dalam bahasa sunda, juga berupaya menjaga kebiasaan turun-temurun tersebut.

"Karena rasi pengolahannya hampir sama dengan beras yang ditanak menjadi nasi, setiap pulang sudah pasti saya membawa rasi untuk bekal di tempat kos," ujar Dewi Lismiati (29), perempuan dari Cireundeu yang kuliah di Universitas Pasundan, Bandung.

sumber
Spoiler: http://www.antaranews.com/

Tradisi Makan Nasi Singkong Warga Kampung Adat...
Kampung ini seperti layaknya kampung biasa, yang berbeda hanya dari segi perilaku yang masih mempertahankan adat istiadat leluhur, terutama soal pangan dan keyakinan.

Didesa ini pun tak seperti desa desa lainnya di tanah Jawa yang dikelilingi oleh sawah. Kebanyakan lahan digunakan untuk beternak sapi dan kambing. Untuk agama, mereka juga masih mengikuti peninggalan nenek moyang, yaitu ajaran Penghayat. Mereka sangat patuh pada para tetua dan sesepuh.

Blog Archive