Monday, March 30, 2015

4G Bisa Jadi Pelipur Lara Internet Indonesia

Jakarta - Meskipun kondisi internet broadband di Indonesia dianggap memprihatinkan oleh Akamai Technologies, dan pertumbuhannya tahun lalu dianggap mengecewakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), namun hadirnya 4G bisa jadi pelipur lara.

Tak bisa dipungkiri, sejak 4G resmi komersial di Indonesia, dunia pun ikut melirik Indonesia sebagai pasar potensial di era internet broadband. Buktinya, sejak sepekan kemarin negeri ini terus didatangi oleh orang-orang penting di jagat teknologi dunia.

Mulai dari orang nomor satu dari industri konten alias OTT (over-the-top) seperti CEO Path Dave Morin, CEO Twitter Dick Costolo, dan CEO Microsoft Satya Nadella -- yang sayangnya batal karena ibunya meninggal, dan terakhir CEO Ericsson Hans Vestberg dari sisi industri jaringan telekomunikasi.

"Kami memprediksikan empat perubahan utama selama 2015," kata Vestberg saat bertemu media di Grand Hyatt, Jakarta, untuk memberikan update 4G LTE yang mulai diimplementasikan oleh sejumlah operator seluler seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat.

Menurutnya, lebih banyak orang akan menonton secara streaming, video on-demand dibanding siaran TV setiap minggunya. Video akan memiliki porsi setengah dari lalu lintas data seluler, dan pertumbuhan pelanggan 4G Long Term Evolution (LTE) akan melebihi 80%.

"Cakupan mobile broadband dunia akan berada di atas 70%. Ini semua adalah kekuatan besar dari perubahan dan membuka peluang baru baik di industri teknologi informasi komunikasi maupun industri lainnya," lanjut Vestberg yang mengakui Indonesia merupakan satu dari 10 negara pemberi kontribusi terbesar bagi perusahaan yang dipimpinnya.

Akhir 2014 lalu, pengguna LTE di seluruh dunia diperkirakan mencapai hampir setengah miliar. Angka ini paling banyak dari Amerika Utara, meski Asia Pasifik diketahui memiliki kontribusi besar dalam peningkatan enam bulan terakhir.

Menurut Ovum Research, jumlah pengguna LTE telah mencapai 498 juta. Kontribusi Amerika Utara mencapai 33% dengan total 164 juta sambungan. Pertengahan tahun, Asia Pasifik mengejar dan mendahului Amerika serta Kanada dalam urusan jumlah koneksi.

"Asia Pasifik di sepanjang 2013 sampai 2014 memiliki total sambungan LTE mencapai 152 juta. Pertumbuhan LTE di seluruh dunia mencapai 141% per tahun," tulis Ovum.

Menurut Vestberg, pertumbuhan akses jaringan 4G LTE terjadi karena layanan ini sedang digarap oleh berbagai negara. Ia juga menyakini bahwa setiap negara akan mengalami perkembangan ketika memanfaatkan teknologi LTE, seperti salah satunya di Indonesia yang jumlah penduduknya cukup besar.

Kemudian ia menambahkan, ada logika baru yang diterapkan di industri. Menurutnya, kita dapat melihat pergeseran yang pasti dari produk fisik ke layanan digital, seperti model bisnis baru muncul, bersama dengan cara-cara baru untuk memecahkan masalah lama yang menciptakan efisiensi baru.

"Kedekatan pelanggan sebenarnya dapat dibuat dengan menggunakan alat digital. Anda dapat melihat bahwa teknologi informasi komunikasi mengendalikan transformasi yang benar-benar mengubah permainan," tutur Vestberg.

Dalam Ericsson Mobility Report 2015, perusahaan jaringan asal Swedia itu memprediksi laju pertumbuhan pengguna dan lalu lintas pelanggan mobile selama enam tahun mendatang termasuk pengguna smartphone baru dan mereka yang baru saja bertukar dari basic phone atau feature phone ke smartphone

Selama 2014 saja, ada penambahan sekitar 800 juta pengguna smartphone baru di seluruh dunia. Angka ini terbilang cepat karena sebelumnya butuh waktu sekitar lima tahun untuk mencapai satu miliar pertama jumlah pengguna smartphone, dan tonggak sejarah tersebut baru dicapai pada 2012 lalu.

Jumlah pelanggan mobile broadband juga telah meningkat pesat dan akan terus bertambah. Ericsson memperkirakan hingga akhir 2020, akan ada tambahan 5,4 miliar pelanggan mobile broadband baru di seluruh dunia. Mobile broadband ini diperkirakan akan mencapai 90% dari semua pengguna pada akhir 2020.

Penambahan pengguna LTE selama tahun 2015 hingga 2020 sekitar 60% terjadi di Asia Pasifik dengan penambahan sekitar 1,8 miliar pelanggan LTE. Hingga akhir tahun 2020 pengguna LTE secara keseluruhan akan bertambah 3,1 miliar pengguna, sedangkan pelanggan HSPA diperkirakan bertambah 2,5 Miliar pelanggan.

Kandungan Lokal

Tak hanya potensial dari sisi aspek komersial saja, 4G juga bisa jadi pelipur lara karena mendorong konten lokal. Dalam rencana kebijakan pemerintah, semua perangkat 4G nantinya sejak 1 Januari 2017 harus memenuhi unsur tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) minimal 40%.

Vestberg sendiri mengaku ikut mendukung kebijakan tiap negara yang menjadi kliennya, termasuk Indonesia yang telah lama menjadi mitranya. Menurutnya, tiap negara pasti memiliki kebijakan masing-masing yang harus dihormati. Ericsson sendiri telah beroperasi membangun jaringan di lebih dari 180 negara dunia.

"Kami sudah 100 tahun lebih di Indonesia, dan selalu mendukung kebijakan lokal. 90% lebih pegawai kami di Indonesia juga orang lokal," kata Vestberg yang ditemani Arun Bansai dan Sam Saba, mantan Presiden Direkur Ericsson Indonesia yang kini jabatannya diemban Thomas Jul.

"Dengan transformasi teknologi di era cloud computing, kami yang tadinya 60% hardware dan 40% software sekarang berbalik 60% software dan 40% hardware. Dan software ini lebih banyak diurusi oleh orang Indonesia," pungkasnya.

sumber >> http://inet.detik.com/read/2015/03/3...rnet-indonesia

Blog Archive