Lesu Harga Minyak Ikut Tekan Melemah Harga Gula

Harga gula berjangka di bursa ICE Futures New York akhir pekan lalu berada di teritori negatif (30/3). Harga komoditas ini secara trend masih berpotensi untuk melanjutkan penurunan. Kondisi pasokan yang masih cukup kuat dan potensi permintaan melemah menjadikan harga gula sulit untuk menemukan pijakan rebound.

Melemahnya nilai tukar real Brazil menjadi salah satu penyebab pelemahan harga gula tersebut. Kondisi cuaca di Brazil membaik sehingga menimbulkan potensi untuk terjadi peningkatan produksi dari negara tersebut.

Turunnya harga minyak mentah global juga menjadi faktor yang melemahkan harga gula. Dengan pelemahan harga minyak, biofuel yang dihasilkan dari tebu menjadi kurang berharga sehingga permintaannya turun. Dengan demikian tebu yang dapat digunakan sebagai bahan baku gula tetap aman.

Harga gula kasar berjangka di ICE Futures mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan dini hari tadi. Harga komoditas ditutup melemah sebesar 0,21 sen atau setara dengan 1,70 persen pada posisi 12,13 sen per pon.

Harga gula putih di Liffe London di akhir perdagangan juga turut bergerak melemah untuk kontrak paling aktif. Harga gula putih berjangka kontrak Mei turun sebesar 3,20 dollar atau 0,88 persen menjadi 360,00 dollar per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York dan gula putih berjangka di bursa komoditas Liffe London pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk melanjutkan penurunan. Saat ini indikator teknikal berada dalam kondisi bearish kuat sehingga dibutuhkan dorongan fundamental yang amat kuat yang hingga saat ini belum tersedia untuk bisa membuat solid kenaikan yang terjadi.

Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 12,13 sen dan 11,80 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 12,42 sen dan 12,80 sen.