Tuesday, March 31, 2015

Ancaman Bahaya ISIS di Indonesia, Pengamanan Harus Diperketat

Seperti diketahui gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah membuat kekacauan dan pemberontakan di Irak dan Suriah. Pemerintah Irak dan Suriah benar-benar kewalahan dalam menghadapi kaum militan ISIS yang sangat agresif. Ribuan orang tewas sejak gerakan itu muncul ke permukaan sekitar pertengahan tahun 2014 lalu. Paham ISIS tidak hanya merepotkan negara Irak dan Suriah, tetapi juga sudah menciptakan kekhawatiran sejumlah negara di kawasan Timur Tengah, bahkan masyarakat dunia sebagai persoalan ideologis negara-bangsa dan kemanusiaan.

Desas-desus akan adanya pengaruh paham ISIS sudah mulai masuk ke wilayah Indonesia. Aparat keamanan pernah mengatakan, lima orang telah ditangkap karena diduga terpengaruh paham ISIS. Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengungkapkan, sebanyak 750 polisi dikerahkan untuk memperketat keamanan di tujuh wilayah rawan seperti di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Meski penjelasannya tidak dirinci dengan jelas ketujuh lokasi yang rawan paham ISIS itu, segera terbayang akan tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia tergolong serius.

Pengaruh paham ISIS tidak dapat dipandang sebelah mata, karena berpotensi meningkat bila tidak segera dilaukan pencegahan atau antisipasi. Sejauh ini berita yang telah terungkap, sekitar ratusan warga negara Indonesia (WNI) sudah berangkat ke Irak dan Suriah karena tergoda bergabung dalam gerakan ISIS, yang memperjuangkan dan pembentukan negara Islam. Mungkin lebih banyak lagi yang belum terungkap, karena tidak sepengetahuan kita.

Kabar keberangkatan WNI yang bergabung dengan kelompok radikal ISIS tidak hanya menyebabkan persoalan bagi segi ideologi kenegaraan tapi juga mengandung sensitivitas dari aspek kemanusiaan. Tidak sedikit orang prihatin dan terperangah setelah mendegar berita, bukan hanya dari kalangan pria melainkan dari kalangan perempuan serta anak-anak pergi ke Irak dan Suriah yang sedang dilanda kekacauan politik dan perang saudara. Mirisnya, sudah disebut-sebut beberapa WNI tewas dalam medan perang karena bergabung dengan ISIS.

Upaya antisipasi harus dilakukan agar tidak semakin banyak WNI ke daerah konflik Irak dan Suriah karena sangat berbahaya dan mengerikan. Karena itulah, pengetatan sistem keamanan dengan meningkatkan patroli yang dilakukan oleh aparat keamanan seperti TNI-Polri dapat dipandang sebagai bagian dari usaha pencegahan agar WNI tidak tergoda bergabung dengan gerakan radikal ISIS.

Perlu diperhatikan juga, peningkatan keamananan harus dilakukan tetapi diperkuat lagi dengan proses penyadaran dilakukan oleh tokoh umat agama atau tokoh masyarakat terhadap masyarakat Indonesia tentang bahaya dan ancaman yang dihadapi jika berangkat ke Irak dan Suriah yang sedang bergolak karena taruhannya sangatlah tidak kecil, terutama dari soal keselamatan jiwa. Maka, peran dari aparat keamanan dalam hal ini TNI-Polri dan partisipasi dari masyarakat seperti tokoh umat agama atau tokoh masyarakat sangat diharapkan. Karena bersinerginya kerjasama dari unsur pemerintah dan masyarakat, maka setidaknya akan mencegah paham ISIS di Indonesia serta mencegah WNI untuk bergabung dengan gerakan ISIS di Irak dan Suriah.

Blog Archive