Friday, January 30, 2015

Susu Beresiko Mempercepat Patah Tulang

Susu Beresiko Mempercepat Patah Tulang
kebanyakan orang telah mengetahui bahwa susu merupakan asupan gizi terbaik untuk tubuh, namun penemuan mengejutkan terjadi pada hasil riset BMJ (British Medical Journal) yang menjelaskan bahwa susu mungkin tidak begitu baik untuk tulang dan mempercepat resiko kematian, menurut sebuah studi baru dalam jurnal BMJ. Penelitian ini menemukan bahwa mengkonsumsi lebih banyak susu dikaitkan dengan resiko yang lebih besar pada patah tulang dan kematian dini. Sementara itu, keju, yoghurt, dan produk fermentasi lainnya tampaknya “aman.” Ini tidak cukup jelas mengapa, tetapi penelitian menunjukkan bahwa susu dapat meningkatkan peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh. Penelitian ini menimbulkan beberapa kemungkinan yang menarik, yaitu bahwa susu tidak di rekomendasikan untuk kesehatan tulang dan memperpanjang usia.
Beberapa tahun terakhir para ahli telah mengangkat beberapa pertanyaan tentang peran susu sapi dalam kesehatan manusia. Sudah terbukti susu sangat terkait dengan penyakit jantung dan diabetes, sedangkan yoghurt dan produk fermentasi lainnya telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan jantung. Dalam mencegah patah tulang, para peneliti banyak berbeda pendapat . “Saya telah melihat resiko penyebab patah tulang selama 25 tahun terakhir,” kata penulis Karl Michaelsson Washington Post. “Saya bingung dengan pertanyaan yang sama karena ada kecenderungan risiko tinggi patah tulang dikarenakan banyaknya mengkonsumsi susu.”

Para peneliti mendapatkan hasil penelitian dari 61.000 perempuan dan 45.000 laki-laki tentang kebiasaan diet mereka, termasuk seberapa sering mereka mengkonsumsi 96 makanan tertentu, di antaranya, susu, keju, dan yogurt. Mereka mempelajari dari wanita selama 20 tahun dan laki-laki selama 11 tahun serta mencatat berapa banyak penyebab resiko patah tulang pinggul depan serta patah tulang lainnya, dan kematian.

Para wanita yang meminum susu sebanyak dua hingga tiga gelas per hari mempunyai resiko lebih besar secara signifikan pada patah tulang. Demikian pula pada pria, lebih banyak susu yang telah mereka konsumsi, semakin besar resiko kematian.

Keju dan produk susu fermentasi lainnya tampaknya tidak memiliki risiko yang sama – pada kenyataannya kebanyakan yang mengkonsumsi produk ini, risiko patah tulang menurun, demikian juga resiko kematian dini.

Para penulis/peneliti berpendapat bahwa susu itu sendiri memiliki efek negatif karena memicu proses inflamasi dalam tubuh, stres oksidatif dan peradangan pada orang yang mengkonsumsi susu secara berlebihan.

“Bahkan dosis rendah D-galaktosa menginduksi perubahan yang menyerupai penuaan alami pada hewan,” tulis para peneliti, “termasuk percepatan masa hidup disebabkan oleh kerusakan oksidatif stres, peradangan kronis, neurodegeneration, penurunan respon imun, dan perubahan gen transkripsi.”

Blog Archive