Wednesday, February 11, 2015

Perekrut ISIS Tewas dalam Serangan Drone di Afghanistan

Perekrut ISIS Tewas dalam Serangan Drone di Afghanistan

Mullah Abdul Rauf, komandan kelompok Taliban yang belakangan menjadi perekrut anggota baru bagi kelompok militan ISIS, dilaporkan tewas dalam serangan pesawat tak berawak, atau drone, di Afghanistan, pada Senin (9/2).

Menurut catatan CNN, ketika masih menjadi komandan Taliban, Rauf, yang juga sering disebut Khadim, sempat ditangkap oleh Amerika Serikat dan dijebloskan ke dalam tahanan di penjara Guantanamo.

Meskipun demikian, Rauf kemudian dibebaskan pada 2007, dan dilaporkan kembali ke Afghanistan. Rauf pun kemudian dikabarkan bergabung dengan ISIS, dan bertugas sebagai perekrut bagi kelompok militan tersebut.

Menurut wakil gubernur provinsi Helmand selatan, Jan Rasoulya, Rauf tewas bersama lima anggota militan lainnya, empat di antaranya merupakan militan asal Pakistan.

Sumber keamanan senior Afghanistan juga mengkonfirmasi kematian Rauf kepada CNN.

Dalam laporan utama The Washington Post bulan lalu, Rauf disebut sebagai "perekrut bayangan untuk ISIS di Afghanistan".

Sementara, The New York Times menyebut Rauf sebagai "komandan militan di tengah kekhawatiran di Provinsi Helmand". Meskipun demikian, sejumlah tokoh Taliban lokal menampik kabar bahwa Rauf telah mendirikan sel ISIS di Provinsi Helmand.

"Sejak serangan 9/11, Khadim menjadi komandan bagi pasukan yang dipimpin oleh pendiri Taliban, Mullah Omar, untuk melawan rezim Afghanistan," tulis Newsweek dalam artikelnya yang menyebut Rauf sebagai salah satu teroris yang paling dicari di AS pada 2011.

"Ditangkap dan dipenjara di Guantanamo, sesaat setelah Taliban jatuh, dan dibebaskan pada 2007, setelah menyakinkan pihak yang menahannya bahwa dia hanya akan pulang dan mengurusi ladang pertaniannya. Namun, dia kemudian kabur dari tahanan rumah di Kabul, dan dikabarkan melakukan diri ke Pakistan," bunyi artikel Newsweek, dikutip dari CNN.

Meskipun Amerika Serikat tidak mempublikasikan daftar nama tahanan di Guantanamo, dokumen yang diunggah oleh WikiLeaks menunjukkan bahwa Amerika Serikat merekomendasikan Rauf sebagai tahanan yang akan "dipindahkan ke dalam pengawasan negara lain untuk melanjutkan masa tahanan" pada awal 2004.

Dalam sidang Dewan Sub-komite untuk Pengawasan dan Investigasi yang berada dalam Komite Angkatan Bersenjata AS pada tahun 2011, sejumlah anggota parlemen menanyakan tentang kabar Rauf dan mantan tahanan Guantanamo lainnya.

Ed Mornston, direktur Satuan Tugas Gabungan Intelijen dari Badan Intelijen Pertahanan AS, menjawab bahwa "terdapat laporan bahwa sejumlah tahanan yang dipindahkan dari Gitmo kini kembali mengangkat senjata dan membahayakan kehidupan anggota militer AS".

"Kami melacak laporan tersebut. Namun, kami tidak bisa mendiskusikan lebih lanjut tentang kasus tersebut dalam sidang terbuka ini. Meskipun demikian, kami tahu laporan yang sebenarnya," kata Mornston. cnnindonesia.com

Baca Juga:

- FOTO: Andhara Early, Mantan Model Playboy yang Kini Berhijab



- Kecantikan 'Abadi' Wanita Berusia 63 Tahun

- Foto Balita Merokok Buat Heboh Media Sosial

- FOTO: Ira Kondektur Bus Cantik di Terminal Arjosari Malang

- Cerita 5 Artis Ungkap Rahasia Payudara Indahnya

Blog Archive